Dokter Wafat, IDI Medan: Pemko Tak Peduli Saran Kami

Kota Medan kembali kehilangan dua dokter yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. IDI menyesalkan Pemko abaikan saran mereka.
Ilustrasi dokter yang tangani Covid-19. Dokter termuda dan dokter senior di Kota Medan, Sumatera Utara, wafat di hari yang sama, Rabu, 12 Agustus 2020. (Foto: Istimewa)

Medan - Kota Medan kembali kehilangan putra terbaiknya yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19, yakni dr Edwin Marpaung, Sp OT dan dr Daud Ginting, Sp PD FINASIM, yang meninggal terpapar Covid-19 pada Minggu, 30 Agustus 2020.

Pemerintah Kota Medan, yang memiliki kewenangan dalam penanganan pandemi, seperti enggan menjalankan saran-saran yang diberikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Medan dalam penanganan wabah ini.

"Kami lihat di posisi masing-masing, semuanya kaum terpelajar. Mereka pun punya kewenangan di situ. Kami sudah menyampaikan solusi, diterima atau tidak itu kewenangan mereka (pemimpin daerah)," ucap Ketua IDI Kota Medan, dr Wijaya Juwarna Sp THT-KL, Senin, 31 Agustus 2020.

Dituturkan Wijaya, IDI Kota Medan sudah mengamati sejak Covid-19 bergulir, hampir seluruh rumah sakit menangani Covid-19 di Kota Medan. Dan kondisi ini tidak bagus.

Hingga kini, masyarakat merasa Covid-19 tidak ada. Ini yang harus diedukasi terlebih dahulu oleh gugus tugas

"Ibaratnya kalau kebakaran, sudah kebakaran semuanya kita ini. IDI menyarankan paling tidak sebagian wilayah yang kebakaran itu, fokus dulu diredakan kebakaranya, sehingga bisa jadi tempat evakuasi. Tapi sampai sekarang belum juga tampak tindakan seperti yang disarankan," ujarnya.

Padahal kondisi ini, imbuh Wijaya, sudah disarankan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, juga pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, sejak awal pandemi. Artinya bersihkan minimal tiga rumah sakit dari pasien Covid-19.

"Beberapa rumah sakit tidak boleh lagi menangani pasien Covid-19 yang baru. Setelah bersih, bisa menangani pasien non covid secara maksimal. Dan dokter-dokter yang tidak bertugas langsung menangani pasien Covid-19, bisa bermanfaat dengan baik juga. Tapi sampai saat ini keadaan masih sama saja," tuturnya.

Akademisi Kesehatan dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Putra Apriadi Siregar, SKM MKes menjelaskan dalam penanganan Covid-19 sebenarnya yang terpenting adalah edukasi.

"Hingga kini, masyarakat merasa Covid-19 tidak ada. Ini yang harus diedukasi terlebih dahulu oleh gugus tugas, melalui Puskesmas untuk edukasi," jelasnya. []

Berita terkait
Dua Lagi Dokter di Medan Gugur Karena Covid-19
Dunia medis di Kota Medan, Sumut, kembali berduka dengan gugurnya dua orang dokter karena Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Begal Sadis Tewas Diterjang Peluru Polisi Medan
Pelaku begal yang kerap melukai korbannya di Kota Medan, tewas setelah dilumpuhkan dengan peluru karena menyerang polisi.
Kandidat Walkot Medan Positif Corona Dilarang ke KPU
Kandidat Wali Kota-Wakil Wali Kota Medan, harus menyertakan hasil pemeriksaan swab tes, sebagai syarat tambahan saat mendaftar ke KPU.