Dokter UI Koreksi Uraian Anies Baswedan Soal Corona

Anies Baswedan menyatakan wabah di Jakarta dapat terkendali dan melewati masa transisi dengan aman. Dokter epidemiologi menilai sebaliknya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) didampingi Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria (ketiga kanan) berfoto dengan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) usai memimpin upacara peringatan HUT ke-493 Kota Jakarta di halaman Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 22 Juni 2020. Upacara HUT Kota Jakarta yang diperingati setiap tanggal 22 Juni itu diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. (Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta- Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono meluruskan kesimpulan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait perkembangan kasus Covid-19. Hal ini disampaikan Miko usai Anies Baswedan menyatakan Jakarta melalui masa transisi dengan aman dan wabah dapat terkendalikan.

"Jakarta justru belum aman dan masih mengerikan," kata dokter epidemiologi ini kepada Tagar, Jakarta, Senin, 22 Juni 2020.

Anies Baswedan menyimpulkan demikian merujuk pada positivity rate Jakarta yang rata-rata lima persen. Artinya, dari seratus orang warga di Jakarta ditemukan lima orang positif.

"WHO (World Health Organization) mensyaratkan apabila kita mengalami transisi, maka positivity rate harus di bawah 10 persen. Jakarta selama 10 hari terakhir rata-rata 5 persen. Jadi kondisi kita masih aman," kata Anies Baswedan kepada wartawan usai Rapat Paripurna HUT DKI di Gedung DPRD, Jakarta, Senin, 22 Juni 2020.

Jakarta belum aman dan masih mengerikan

Miko tidak memungkiri organisasi kesehatan dunia itu menysaratkan positivity rate. Hanya saja, WHO juga mensyaratkan jumlah kasus baru pada wilayah tersebut.

"Tapi harus melihat indikator lain: jumlah kasus barunya berapa?" ujarnya.

Bagi Miko, Jakarta berada di zona aman jika kasus barunya tidak lagi mencapai seratus per pekan. Pada kenyataannya, penambahan kasus di Jakarta masih melampaui seratus setiap hari.

Kemarin, 22 Juni 2020, kasus baru di Jakarta sebanyak 127. Dua hari sebelumnya bahkan mencapai 178 kasus.

Jadi kalau terjadi outbreak - lonjakan dua kali lipat - berarti dari 500 kasus per pekan menjadi seribu kasus. "Ini kan serem," ucapnya. 

Selain itu, Anies merujuk pada statistik tingkat penularan R(t) di Jakarta yang menurun dari 0,99 menjadi 0,98 dalam dua pekan terakhir. Statistik R(t) 0,9 menurut Anies, berarti dari seratus orang yang terinfeksi corona dapat menulari 90 orang.

Menurut Miko, R(t) yang disebut Anies itu merupakan tingkat penularan rata-rata. Tapi secara statistik memiliki convidence interval atau kisaran dari 0,8 sampai 1,2.

"Orang statistik aja tahu, 1,2 itu kan berarti masih naik," ujarnya.

Dari angka kisaran itu, kata Miko, tingkat penularan di Jakarta belum dapat dikatakan menurun. Lebih tepatnya, ujar Miko, ialah tingkat penularan kemungkinan menurun atau dalam kata lain: Jakarta belum aman.

Miko tak mengerti maksud Gubernur menyatakan wabah di Jakarta terkendalikan. Padahal jika merujuk pada pada tingkat penularan, Jakarta belum aman dan terkendali.

Jika maksudnya kasus baru di suatu wilayah tak akan lagi menanjak, Miko meragukan wabah di Jakarta terkendali. Baginya, peluang kasus di Jakarta melonjak sangat mungkin terjadi mengingat tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protkol kesehatan rendah.

"Saat PSBB aja banyak yang melanggar apalagi sekarang," ujarnya.

Di Korea Selatan saja, kata dia, kasus barunya hampir nol tapi kembali melonjak setelah pembatasan dibuka. Sementara di Australia, kasusnya hanya 9 tapi pemerintah setempat belum membuka pembatasan sampai benar-benar nol. "Setelah itu pun akan dibuka secara bertahap," ujarnya.[]

Baca juga:

Berita terkait
New Normal, Ini Sejumlah Syarat Berwisata di Ancol
Kawasan wisata Ancol Jakarta berancang-ancang membuka layanan wisatanya. Aturan ketat diberlakukan demi menghindari gelombang kedua kasus Covid-19.
Dokter Epidemiologi UI Kritik Car Free Day Jakarta
Ahli epidemiologi setuju roda ekonomi dijalankan dengan protokol kesehatan selama new normal. Tapi CFD Jakarta belum saatnya dibuka.
Khofifah: Malang Raya Masih Belum Layak New Normal
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan masa transisi New Normal di Malang Raya kembali diperpanjang hingga satu pekan ke depan.