Jakarta - Direktur Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai pandemi Covid-19 kemungkinan besar tak akan menurunkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun ini. Menurut Ujang, minat masyarakat memilih pemimpinnya di daerah masing-masing masih tinggi meski pagebluk belum berakhir.
"Pilkada di tengah pandemi memang membuat was-was masyarakat. Namun sepertinya masyarakat akan menjadi warga negara yang baik untuk tetap memberikan hak suaranya," kata Ujang saat dihubungi Tagar, Jakarta, Sabtu, 20 Juni 2020.
Pakar ilmu politik Universitas Al Azhar Jakarta ini memprediksi 70 persen dari masyarakat yang berhak memilih masih akan melangkah ke tempat pemungutan suara (TPS). Pola pikir masyarakat terhadap pilkada, kata dia, tidak terpengaruh dengan kasus Covid-19 yang secara nasional belum melandai signifikan.
"Masih di angka 70 persen ke atas," ucapnya.
Masih di angka 70 persen ke atas
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian telah menegaskan pilkada serentak bakal berlangsung pada 9 Desember 2020 meski pandemi belum berakhir. Putusan ini ditetapkan setelah menunda pilkada yang awalnya dijadwalkan pada 23 September 2020.
“Dari Kemenkes dan gugus tugas menyampaikan dari pendapat ahli baik internasional maupun nasional, tidak ada jaminan tahun 2021 itu akan selesai pandemi ini,” kata mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) ini.
Namun ketidakpastian ini, ujar Mendagri, tidak membuat pemerintah dan DPR bersikap pesimis menggelar pesta demokrasi. Putusan ini menimbang proses demokrasi dan amanat konstitusi untuk menjaga hak suara masyarakat.
Mendagri menjamin pilkada bakal berlangsung aman dan lancar. Semua tahapan pemilihan akan dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Dengan demikian, kata Ujang, waktu persiapan bagi tiap kandidat bertambah panjang. Tiap kandidat dapat memanfaatkan tertundanya jadwal pilkada ini untuk lebih dekat dengan masyarakat.
"Melakukan sosialisasi, memperkenalkan diri via media. Saat ini media sosial menjadi alat yang bisa diandalkan untuk mempopulerkan para calon. Tentu dengan diisi konten-konten kreatif yang bisa menarik simpati publik," kata Ujang. []
Baca juga:
- Banyak ASN Ikut Kampanye di Medsos Jelang Pilkada
- Sebab Ekonomi Indonesia Tumbuh di Tengah Pandemi
- Dokter Reisa Ungkap Kiat Terbaik Cegah Covid-19