Jokowi Ogah Terjebak Dilema Kesehatan atau Ekonomi

Istana mengaku menghadapi pilihan buah simalakama di tengah pandemi Covid-19: kesehatan atau ekonomi. Jokowi ingin menghindari jebakan ini.
Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu, 14 Juni 2020 (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan terjebak dalam pilihan sulit antara Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) atau perbaikan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Dalam skenario tatanan baru atau new normal, kata Jokowi, kegiatan ekonomi dan protokol kesehatan dapat berjalan beriringan.  

"Tatanan hidup baru, tetap sehat, tetap produktif," ucap Jokowi seperti di laman Instagram pribadinya @jokowi, Jakarta, Minggu, 14 Juni 2020.

Lewat akunnya, Jokowi juga mengunggah video yang menyebut pilihan sulit di atas bagaikan buah simalakama: dimakan ibu mati, tidak dimakan ayah mati. Kebijakan membatasi pergerakan warga dapat memperburuk ekonomi, tapi melonggarkannya  juga bisa memicu gelombang kasus baru Covid-19.    

Pada situasi itu, Jokowi memilih relaksasi yang disertai protokol kesehatan dalam tatanan normal baru. "Pembatasan sosial bisa menyalamatkan jutaan nyawa, tapi kita juga tidak ingin pandemi Covid-19 merenggut lebih banyak nyawa lagi karena orang-orang meninggal kelaparan," ujar penutur narasi dalam dalam video unggahan Jokowi.

Pembatasan sosial bisa menyalamatkan jutaan nyawa, tapi kita juga tidak ingin pandemi Covid-19 merenggut lebih banyak nyawa lagi karena orang-orang meninggal kelaparan

Baca juga:

Mantan Gubernur Jakarta ini meminta masyarakat menyesuaikan kegiatannya sehari-hari dengan tatanan hidup baru. Seperti bekerja di luar rumah dengan mengenakan masker, rajin cuci tangan dan menghindari kerumunan.  

Oleh karena itu, Presiden dua periode ini minta agar masyarakat mulai membiasakan diri beradaptasi dengan Covid-19. "Sembari nanti ditemukannya vaksin Covid-19, kehidupan harus tetap berjalan dengan mengadaptasi tatanan hidup baru," tuturnya.

Jokowi memahami tiap orang ingin masa pagebluk ini berakhir. Tapi ia mengaku pemerintahannya bahkan tak tahu.  

"Tak seorang pun yang bisa memastikan," ujarnya.  

Hingga kini, kata dia, vaksin untuk penyembuhan virus corona belum ditemukan. Ini pertanda hidup di tengah pandemi belum dapat dalam waktu dekat.

Kasus Baru Meningkat

Sementara kasus positif Covid-19 di berbagai daerah setiap harinya masih bertambah. Seperti di Sumatera Barat (Sumbar), menurut juru bicara penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal, pasien yang terpapar corona bertambah tujuh orang. Dengan begitu, total warga di Sumbar yang terinfeksi corona hingga kini mencapai 681 orang per 14 Juni 2020 pukul 07.30 WIB.

Jasman mengatakan, tujuh warga Sumbar positif Covid-19 itu ditemukan dari hasil 1.625 sample swab. Uji swab dilakukan di Laboratorium Diagnostik Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand dan Balai Pengujian Veteriner Wilayah II Baso, Agam.

Sedangkan secara nasional, juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, 16.574 spesimen telah diperiksa. Dengan demikian, total spesimen yang diperiksa di Indonesia mencapai 495.527.

Dari hasil uji spesimen itu, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 1.014 orang per 13 Juni 2020. "Sehingga total menjadi 37.420 orang," ujar Yurianto di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.[]

Berita terkait
Jokowi Beri Syarat Daerah yang Inginkan New Normal
Presiden Jokowi ogah kepala daerah asal memberlakukan tatanan baru atau new normal. Oleh karena itu, ia memberikan sejumlah syarat.
Mayoritas Pemilih Prabowo Puas dengan Kinerja Jokowi
Menurut survei, warga tidak lantas menyalahkan pemerintah terkait dampak ekonomi selama pandemi. Pendukung Prabowo pun puas dengan kerja Jokowi.
Dokter Reisa Ungkap Kiat Terbaik Cegah Covid-19
Dokter Reisa Broto Asmoro yang bertugas memberikan pencerahan soal Covid-19 kepada publik kini berbagi kiat. Tampaknya klise tapi berdampak besar.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.