DME Pengganti LPG, Pengamat: 2021 Bisa Diterapkan

Pengamat CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menuturkan gasifikasi dimethyl ether (DME) semestinya bisa diterapkan pada 2021.
Pekerja menurunkan tabung gas LPG 3 kilogram di gudang distributor di Taktakan, Serang, Banten, Senin, 9 Maret 2020. (Foto: Antara/Weli Ayu Rejeki/agr/foc)

Jakarta - Pengamat Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menuturkan gasifikasi dimethyl ether (DME) yang sudah diuji coba sejak 2017 sebagai alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG), semestinya sudah bisa diterapkan pada 2021.

Permasalahannya, kata dia pemerintah belum bisa mengkalkulasi berapa harga yang harus di keluarkan masyarakat untuk bisa menggunakan DME.

"Hanya saja pemerintah belum memastikan harga keekonomiannya, karena masih melihat beberapa hal seperti misalnya bahan baku," kata Yusuf kepada Tagar, Selasa, 28 Juli 2020.

Baca juga: Ganti LPG dengan DME, Pengamat: Jangan Cuma Wacana

Untuk menentukan harga DME, menurut dia pemerintah harus dapat menghitung berapa banyak batu bara yang dibutuhkan untuk membuat DME. Karena, meski Indonesia merupakan salah satu produsen batubara terbesar di dunia kebutuhan batubara dalam negeri sangat besar.

Salah satunya untuk menyuplai pembangkit listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sementara dari segi ekspor, batu bara masih menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia.

"Inilah yang kemudian perlu dipertimbangkan kemudian sebelum penentuan harga keekonomian dari DME ini sendiri," ucapnya.

Baca juga: Indonesia Cari Investor Rare Earth, Selain China Ada?

Ia memperkirakan DME akan diproduksi dalam dua ukuran sebagaimana LPG, untuk menjangkau berbagai kalangan masyarakat. Jika semua sudah di tahap akhir kalkulasi, kata Yusuf bukan tidak mungkin harga DME akan lebih kompetitif ketimbang LPG. 

Sekarang, menurutnya pemerintah hanya perlu konsentrasi di proses awal saja. "Paling tantangannya di investasi awal saja untuk mengelola batubara menjadi gasifikasi dalam DME," ujar Yusuf.

Pemerintah berencana mengurangi ketergantungan pada impor elpiji dan mempertimbangkan untuk mengembangkan gasifikasi batubara atau DME sebagai energi alternatif pengganti elpiji untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pengembangan DME terutama diarahkan sebagai subtitusi penggunaan LPG yang pada awalnya untuk mensubstitusi minyak tanah.

"Apalagi 75 persen penggunaan LPG di dalam negeri itu berasal dari impor. Kalau kita tergantung impor, dari sisi ketahanan energi akan tidak terlalu baik," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Minereal, Agung Pribadi dalam keterangan tertulis, Kamis, 23 Juli 2020. []

Berita terkait
Tekan Impor LPG, Pemerintah Bisa Mulai Gunakan DME
Pengamat minerba Ferdinandus Hasiman menyebut gasifikasi batubara atau dimethyl ether (DME) bisa menjadi energi alternatif pengganti elpiji.
Gas LPG 3 Kg Langka di Mamasa Sulawesi Barat
Warga Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat diresahkan dengan kelangkaan gas LPG 3 Kg> Ini penyebabnya
Idul Adha Pertamina MOR III Tambah Pasokan LPG
Jelang Idul Adha PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III tambah 10% pasokan LPG bersubsidi atau LPG 3 kilogram 24 Juli - 6 Agustus 2020
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki