Jakarta - Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta supaya pemerintah tak mempermainkan kebenaran. Hal itu lantaran ia dan Partai Demokrat dituduh telah mensponsori demonstrasi atas penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
SBY mengatakan, pada 4 November 2016 dirinya juga sempat mendapat tuduhan seperti yang terjadi saat ini, yakni sebagai penggerak Aksi Bela Islam atau Aksi 411.
Kita-kita ini kalau senang dan suka memfitnah, senang mempermainkan kebenaran, sama dengan mempermainkan Tuhan
"Enggak tahu saya. Enggak tahu. Apa barangkali nasib saya diginikan terus ya. Enggak tahu saya. Memang kalau saya ikuti ya kembali seperti yang saya alami seperti tahun 2016 dulu. Saya dituduh, difitnah menunggangi, menggerakkan, membiayai. Sama dengan yang sekarang, sebuah gerakan unjuk rasa besar waktu itu," kata SBY melalui akun Youtube Partai Demokrat, seperti dikutip Tagar, Selasa, 13 Oktober 2020.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini menegaskan, ia tidak akan melakukan hal itu seumpama dirinya mampu menggerakkan massa untuk melakukan demonstrasi.
"Andai kata saya ini punya kemampuan menggerakkan gerakan massa yang begitu luas di Tanah Air kemarin, andai kata saya punya uang, dan tentu uangnya itu banyak menggerakkan aksi-aksi seperti itu, saya juga enggak punya niat, tidak terpikir untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat saya lakukan," ujarnya.
Menurutnya, sesungguhnya memfitnah adalah menuduhkan suatu hal terhadap seseorang. Lantas, dia mengatakan bahwa tuduhan yang dialamatkan padanya sama saja menyakiti para demonstran.
"Dan begini, memfitnah itu kan sebenarnya menuduh seseorang, saya dalam hal ini yang tidak mengandung kebenaran. Saya menjadi korban, dan jangan lupa, kemarin elemen masyarakat yang melakukan unjuk rasa di mana-mana, kalau dianggap itu ditunggangi oleh orang seperti saya, digerakkan, dikasih uang, mereka juga terhina, merasa dihina," kata dia.
"Apalagi memfitnah itukan mempermainkan kebenaran. Sebagai umat yang beriman, kita-kita ini kalau senang dan suka memfitnah, senang mempermainkan kebenaran, sama dengan mempermainkan tuhan," ucap SBY menambahkan.
Sebelumnya, Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin mengimbau agar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto tidak menyalahkan buruh dan mahasiswa atas aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Kamis, 8 Oktober 2020.
Ujang juga meminta pemerintah tidak mengambinghitamkan pihak-pihak yang tidak setuju dengan UU tersebut, dengan menuding bahwa aksi unjuk rasa UU Cipta Kerja telah disponsori.
- Baca juga: Menko Airlangga Klaim Demo Disponsori, Pengamat: Sebut Siapa
- Baca juga: Kerap Dikambinghitamkan, SBY: Ibu Ani Minta Saya Terus Sabar
"Jangan salahkan buruh. Jangan salahkan pekerja yang melakukan demonstrasi. Tak ada asap, jika tak ada api. Tak akan ada demo, jika UU Ciptaker tersebut tak merugikan kaum pekerja. Pemerintah jangan mencari kambing hitam," kata Ujang dihubungi Tagar, Jumat, 9 Oktober 2020.[]