Bandung - Universitas Widyatama, Bandung, Jawa Barat, menemukan aplikasi yang bisa mendeteksi aktivitas kejahatan di media sosial termasuk aktivitas terorisme.
Konsep aplikasi yang dituangkan dalam sebuah paper sudah dilombakan dan meraih penghargaan silver award di Universiti Tun Hussein On Malaysia, September 2019 lalu. Sebanyak 700 universitas se-Asean mengikut lomba.
Rektor Universitas Widyatama, Prof Obsatar Sinaga mengatakan, penyusunan paper itu berangkat dari masalah penanggulangan terorisme oleh pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Menurutnya, selama ini upaya penanggulangan terorisme dilakukan dari forum-forum tatap muka.
"Namun, doktrinisasi radikalisme terus diekploitasi di media sosial. Riset dalam paper tersebut berisi solusi pemulihan yang cepat untuk mengurangi cyber crime," jelasnya, di ruang aula seminar kampus Widyatama.
Ini salah satu bentuk bakti perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Widyatama dalam penanggulangan terorisme
Dalam aplikasi yang konsepnya berasal dari Universitas Widyatama itu, akan memiliki kemampuan surveillance atau pelacakan aktivitas komunikasi di tiap aplikasi media sosial.
Misalnya, jika komunikasi media sosial terdapat kalimat thagut, aplikasi ini akan melacak siapa di balik komunikasi itu.
"Dengan aplikasi tersebut, langsung terlacak siapa, lalu nanti diikuti dulu siapa dia. Nanti akan terlacak siapa dan bagaimana latar belakangnya. Dari situ bisa dilakukan deradikalisasi," paparnya.
Dia menambahkan, perancangan konsep itu melibatkan Universitas Padjadjaran serta perguruan tinggi di Malaysia.
"Ini salah satu bentuk bakti perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Widyatama dalam penanggulangan terorisme," kata dia.
Pihaknya juga akan menggandeng BNPT untuk mengaplikasikan paper ini. "Kami sudah berdiskusi dengan BNPT perihal aplikasi ini, agar bisa digunakan dalam hal penanggulangan terorisme di Indonesia," paparnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala L2Dikti Wilayah IV, Prof Dr H Umar Suherman.[]