Tegal - Kebijakan ekspor benih lobster yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menuai kritik dari sejumlah kalangan. Menteri KKP Edhy Prabowo bungkam dan memilih menghindar saat ditanya kebijakan yang menganulir kebijakan menteri sebelumnya itu.
Seusai melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, Kecamatan Tega Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa 7 Juli 2020, Edhy tak mau meladeni permintaan wartawan untuk wawancara. Padahal wartawan sudah menunggu cukup lama hingga acara selesai.
Saat wartawan mencoba melemparkan pertanyaan terkait ekspor lobster, Edhy hanya tersenyum sembari terus berjalan menuju mobil dinas Toyota Alphard dengan dikawal petugas keamanan dan protokoler KKP.
Begitu juga ketika sudah berada di dalam mobil, Edhy tetap bergeming, tak mau menjawab pertanyaan wartawan yang mendekatinya.
Cantrang merusak karang, saya sudah lihat talinya, karang ditarik sama cantrang, yang ada putus talinya.
Hingga mobil dinasnya meninggalkan lokasi acara diikuti sejumlah mobil yang dinaiki sejumlah pejabat KKP lain, tak sepatah kata pun keluar dari mulut pejabat yang juga Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra itu.
Sementara itu, dalam acara kunjungan kerja yang dimulai sekitar pukul 13.30 WIB, Edhy antara lain melakukan peresmian Fisher's Center Tegal dan Bitung, serta pemberian bantuan dan sertifikat kepada nelayan. Edhy juga berdialog dengan nelayan dan pelaku usaha perikanan dari Tegal, Batang, Rembang, dan Pati.
Saat memberikan sambutan, Edhy sempat menyinggung kebijakan pelegalan kembali alat tangkap cantrang yang sebelumnya dilarang di era Susi Pudjiastuti. Menurut dia, kebijakan tersebut sudah melalui proses panjang. Salah satunya mendengarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk para nelayan.
Edhy menyebut para nelayan menginginkan agar penggunaan alat tangkap cantrang tidak dilarang tapi diatur. Sehingga perlu ada jalan keluar agar cantrang tetap bisa digunakan namun tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
"Jangan dilarang, lantas disuruh mati kita di sini. Saya tahu ada yang tidak boleh kita lakukan, merusak lingkungan, mengambil ikan yang harusnya nanti bisa besar. Cantrang merusak karang, saya sudah lihat talinya, karang ditarik sama cantrang, yang ada putus talinya," ujar Edhy.
Edhy meminta pihak-pihak yang tidak setuju dengan kebijakan yang dikeluarkannya untuk memberikan masukan secara langsung kepada dirinya.
"Tidak usah protes-protes. Tidak usah main politik. Tidak usah jadi terkenal. Kalau tidak suka menteri KKP secara pribadi, hadapi secara pribadi. Tidak usah ngomong-ngomong (bicara) di media. Silahkan maki saya, hina saya, gambari saya dengan gambar yang paling buruk yang belum pernah dilihat siapa saja. Saya tidak peduli, selama saya yakin kebijakan yang saya buat akan membuat kehidupan nelayan semakin baik," tandasnya.
Dalam kunjungannya, Edhy didampingi sederet pejabat dan staf ahli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), anggota DPR RI dan anggota DPD RI. Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin juga terlihat dalam rombongan. (PEN) []
Baca juga:
- Edhy Prabowo - Fachrul Razi Terancam Reshuffle Jokowi
- Corona, Edhy Prabowo Imbau Nelayan Kurangi Melaut
- Benarkah Edhy Prabowo Tidak Peduli Masyarakat Pesisir?