Disertasi Abdul Aziz dalam Pandangan Netizen

Disertasi Dosen IAIN Surakarta, Abdul Aziz, yang membahas hubungan seks non marital ditanggapi beragam para warganet di jejaring sosial Facebook.
Dosen IAIN Surakarta Abdul Aziz saat memberikan keterangan pers di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa, 3 September 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Jakarta - Viralnya disertasi Dosen IAIN Surakarta, Abdul Aziz, yang membahas soal hubungan seks non marital, rupanya mengundang pro kontra publik. Ada yang memandangnya sinis, namun ada juga yang membela dia.

Pengguna Facebook Amin Mudzakkir menyatakan telah membaca kesimpulan disertasi milik Abdul Aziz yang menurutnya keren dan berani. Ia menilai sang penulis disertasi yang kontroversial ini sudah melakukan penelitian yang sebenarnya, sesuai dengan realitas yang ada.

“Sungguh-sungguh dan kenyataannya dia berhasil membela hasil penelitiannya di hadapan para penguji yang hebat-hebat. Berbeda dengan sangkaan orang-orang, penulis disertasi ini juga telah melakukan tinjauan kritis pemikiran Muhammad Syahrur,” tulis Amin Mudzakkir yang memposting pula foto halaman depan disertasi tersebut.

Dia beranggapan, Abdul Aziz telah menyadari limitasi dan problematika konsep milk al-yamin Syahrur jika diterapkan sekarang, termasuk dari sudut pandang keadilan gender. 

Amin mengutarakan kekecewaannya karena penelitian Abdul Aziz bukannya mendapat apresiasi, justru dihujani cercaan para warganet, bahkan kaum intelektualitas ia tuding ikut mencela disertasi tersebut.

“Sebagai seorang yang juga sedang mengerjakan disertasi, saya sedih mendengar penulis disertasi ini dipersekusi, termasuk di media sosial. Perjuangan bertahun-tahun membaca dan menulis karya ilmiah divonis oleh komentar-komentar singkat sok tahu yang memalukan. Ironisnya sejumlah akademisi ikut-ikutan!,” kata Amin.

Padahal, lanjutnya, saat ini kenyataannya, praktik seks di luar nikah adalah fenomena umum di tengah masyarakat. Disertasi Abdul Aziz, dikatakan Amin, justru hendak menghadirkan wacana hukum Islam, agar tetap relevan.

“Untuk merespons secara tepat praktik tersebut. Disertasi ini, menurut saya, membongkar kepura-puraan masyarakat kita mengenai seksualitas,” kata dia.

Dalam Pantauan Tagar hingga Rabu malam, 4 September 2019, postingan Amin Mudzakkir telah mendapat reaksi sedikitnya 940 warganet dan telah 457 kali dibagikan.

Sementara itu akun Facebook Erna Gunawan mengaku belum membaca teliti disertasi milik Abdul Aziz dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengenai “Keabsahan Hubungan Seksual Non-Marital” yang penelitiannya bersandar pada Tafsir Milk Al Yamin, Muhammad Syahrur.

Erna mengaku hanya mengikuti perkembangan dari pelbagai pemberitaan media massa di Tanah Air. Menurut dia, dari beberapa berita yang ia baca, sudah nampak apabila masalah seksual dibagi menjadi dua sudut pandang, sebagai kesakralan, dan untuk bersenang-senang.

Dia menilai, saat bersanggama dilakukan atas dasar suka sama suka, maka tidak melanggar hukum Islam, jika merujuk pada tafsir tersebut. 

Definisi zina, lanjutnya, berasal dari para ulama yang kemudian dikodifikasikan dalam fiqh atau tradisi hukum Islam. “Demikian tuturnya yang saya kutip dari sebuah media,” tulis Erna.

“Kunci utama saat menulis disertasi yang sering ditanyakan adalah, apa novelty (kebaruan) dari penelitian? Apakah menemukan teori baru ataukah metodologi baru? Dan novelty Doktor Abdul Aziz ini sungguh memberikan daya kejut bagi pemikiran yang sudah tertanam tentang nilai kesakralan dalam seksualitas,” kata pemilik akun Facebook Erna Gunawan.

Dia mengaku teringat dengan disertasi karya Doktor Joko Susilo dosen UMM, yang menulis penelitian doktoral berjudul Seksualitas Vis a Vis Spritualitas yang meneliti Serat Centhini yang dianggap kitab pornografi Jawa.

Namun Doktor Joko Susilo, lanjutnya, menemukan bahwa pesan pornografi yang merupakan teks seksualitas bukan merupakan tema yang berdiri sendiri, tetapi menjadi satu kesatuan dengan pesan religiusitas yang mengandung teks spiritualitas.

“Hal ini menarik, sebab sisi spiritualitas itu jalan pendakiannya justru melalui sarana seksualitas, yang tergambar dalam tokoh Jayengresmi. Disertasi Joko Susilo lebih mudah diterima, barangkali saja karena ia melihat dari berbagai aspek yang luas,” tulis Erna.

Menurut dia, dalam konteks ini seharusnya Abdul Aziz perlu menjelaskan lebih gamblang kepada publik, dengan bahasa yang sederhana yang dapat diterima, bukan dengan bahasa akademik yang ruwet dan seringkali tak terjangkau

“Seraya ingin tetap berprasangka baik dan menghargai terhadap temuan akademik. Untuk menulis disertasi pasti “berdarah-darah” sebagai kata lain tidak mudah. Namun ilmu tetaplah ilmu yang semoga menjadi tuntunan dan cahaya bagi semua umat manusia,” kata Erna Gunawan. []

Berita terkait
Tujuh Syarat Sah Seks Non Marital Disertasi Abdul Aziz
Abdul Aziz memberikan tujuh syarat bagi seseorang yang ingin melakukan hubungan seksual non-marital berdasarkan Milk al-Yamin Muhammad Syahrur.
Disertasi Abdul Aziz Berujung Ancaman ke Keluarga
Abdul Aziz dan keluarganya mengaku menerima sejumlah ancaman terkait disertasinya di UIN Yogyakarta.
DPR Nilai Disertasi Abdul Aziz Cermin Kegagalan Kampus
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mudjahid mengaku kecewa atas disertasi Abdul Aziz, yang telah membuat keresahan masyarakat.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.