Payakumbuh - Seorang warga asal Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, meninggal dunia usai dirujuk ke RSAM Bukittinggi, ternyata bukan tidak virus corona (covid-19). Namun, pasien tersebut telah dimakamkan sesuai protokoler penanganan covid-19 pada Sabtu, 5 April 2020.
Pasien meninggal dunia, bukan karena terpapar virus corona.
Sebelumnya, informasi terkait meninggalnya seorang pasien wanita berinisial E di Kelurahan Tigo Koto Dibaruah, Kecamatan Payakumbuh Utara itu sempat membuat heboh publik Luak Limopuluah. Terlebih pasien dimakamkan sesuai protokoler penanganan covid 19.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Bakhrizal, sebelum meninggal dunia, pasien itu sempat dirawat di RSI Ibnu Sina Payakumbuh sejak Jumat, 3 April 2020 sore. Pihak rumah sakit mendiagnosa pasien mengalami stroke hemoragig.
Sabtu, 4 April pagi, karena kondisinya memburuk, pasien dirujuk ke RSAM Bukittinggi. Di sana, pasien sempat dilakukan pemeriksaan paru-paru. Setelah ditanya ke keluarga, pasien ternyata sempat kontak dengan saudaranya yang baru pulang dari Jakarta, pada 23 Maret 2020.
Hanya beberapa jam mendapat penanganan di UGD, pasien pun meninggal dunia. Pihak rumah sakit sepakat memberlakukan protokoler penanganan covid-19 terhadap jenazah pasien. Termasuk proses penguburan jenazah di Kota Payakumbuh.
"Sebelum dimakamkan, pihak RSAM melakukan pemeriksaan spesimen pasien. Hasil swab-nya sudah keluar, hasilnya negatif. Artinya, pasien meninggal dunia, bukan karena terpapar virus corona," kata Bakhrizal memberi keterangan pers, Senin, 6 April 2020.
Pengujian swab pasien terduga corona itu dilakukan di labor Universitas Andalas (Unand). Hasil pemeriksaan laboratorium tersebut, katanya, sedianya sudah menjawab kecemasan masyarakat termasuk pihak keluarga yang meragukan penyebab kematian pasien.
Khusus di Kota Payakumbuh, kata Bakhrizal, orang dalam pemantauan (ODP) tercatat sebanyak 79 orang. Terjadi penurunan dari 100 orang ODP yang sudah melakukan karantina selama 14 hari.
"Hingga malam tadi 79 orang ODP dari 100 orang yang melakukan karantina mandiri. 21 orang dinyatakan tidak memiliki tanda-tanda terpapar virus corona atau covid-19," katanya.
Dia juga menghimbau masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Kemudian tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk antisipasi agar tidak terpapar virus corona.
"Gunakan masker, cuci tangan pakai sabun dan menghindari kerumunan atau berkumpul di luar rumah. Himbauan ini tidak henti-hentinya disampaikan kepada masyarakat, agar ada kesadaran untuk sama-sama melawan covid-19," katanya. []