Pakpak Bharat - Menjelang hari H pemungutan suara Pilkada Pakpak Bharat, situasi memanas. Diduga terkait persaingan dukungan pada pasangan calon (paslon) dua orang pemuda dianiaya hingga harus dirawat di RSUD Salak. Salah satu di antaranya, disabilitas.
Gilang Solin, 19 tahun, penduduk Sindeka, Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, bersama rekannya Roi Sinamo, penduduk Desa Perduhapen, Kecamatan Kerajaan, dianiaya orang tidak dikenal, di Simpang Jambu Desa Traju, Kecamatan Salak, Senin, 30 Nopember 2020 sekira pukul 21.00 Wib.
Hal itu dikatakan Linda Waty Solin, 44 tahun, lewat sambungan seluler kepada wartawan Selasa, 1 Desember 2020. Linda mengatakan, Gilang Solin, pemuda bisu adalah keluarganya.
Gilang itu tidak bisa bicara. Disabilitas. Tak ada urusan dengan politik
Diterangkan Linda, penduduk Salak, dari hasil komunikasi dengan Gilang diketahui malam itu mereka diadang sejumlah orang diduga pendukung paslon tertentu di Simpang Jambu.
Baca juga:
- Demokrat Pakpak Bharat Respon Ucapan \'Orang Gila\' Cabup
- Posko Pemenangan Salah Satu Paslon di Pakpak Bharat Diserang
- Polisi Dituding Kriminalisasi Timses Cabup Pakpak Bharat
Pelaku menghempangkan mobil di tengah jalan. Kenderaan roda dua jenis Honda bernomor polisi BB 3848 ZC yang dikemudikan Gilang pun terjatuh. Selanjutnya, ke dua pemuda itu dianiaya tanpa perlawanan.
Menurut Linda, saat itu korban mengenakan kaus berlogo salah satu paslon bupati, berbeda dengan kaus yang digunakan sejumlah pria tak dikenal itu. Kaus itu kemudian dibuka, lalu mereka kabur menyelamatkan diri.
Karena penganiayaan itu, Gilang mengalami bengkak pada bagian kepala, sementara Roi luka pada pergelangan tangan dan harus dioperasi. Keduanya dirawat di RSUD Salak.
"Gilang itu tidak bisa bicara. Disabilitas. Tak ada urusan dengan politik," kata Linda.
Diutarakan, Roi adalah teman kompaknya Gilang saat belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB). Linda berharap, polisi memproses kasus itu.
Sumber di Polres Pakpak Bharat membenarkan peristiwa tersebut. Kapolres AKBP Alamsyah Hasibuan dikonfirmasi lewat WhatsApp, belum memberi tanggapan. Pesan elektronik itu sudah tercentang tanda baca. [Robert Panggabean]