Diciduk Polisi, Begal di Medan: Saya Menyesal Pak

Komplotan begal di Medan, Provinsi Sumatera Utara berhasil dibekuk dan digelandang ke Polrestabes Medan. Saat ditanyai petugas, pelaku menyesal.
Enam pelaku begal sadis di Medan memohon ampun saat digiring petugas Polrestabes Medan, Rabu, 4 September 2019 sore. (Foto: Tagar/Tonggo Simangunsong).

Medan - Enam pelaku begal sadis di Medan memohon ampun dan menyesali perbuatannya saat digiring petugas Polrestabes Medan, Rabu sore, 4 September 2019. 

Pelaku merintih kesakitan saat Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing memerintahkan mereka untuk berjalan dan berbaris.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengatakan, keenam tersangka yang berhasil diringkus memiliki keterkaitan satu sama lain. 

Dari penyelidikan yang dilakukan, menurut dia, setidaknya ada empat atau lima kelompok begal. Dalam satu kelompok terdiri dari sedikitnya tiga orang pelaku.

"Kelompok begal ini dikendalikan oleh seorang bernama Rinaldi. Identitasnya sudah diketahui dan kini DPO. Dia ini ada di mana-mana. Dia inilah yang menentukan kapan bergerak," kata Dadang di Polrestabes Medan, Rabu malam, 4 September 2019.

Modus orang ini adalah bergerak keliling. Kalau ada orang yang berpotensi dijadikan korban, mereka pepet, lalu menodongkan senjata tajam, kemudian kendaraannya dirampas.

Menurut pengakuan salah seorang tersangka berinisial RG, dia merupakan residivis karena sempat dipenjara sebanyak dua kali. 

Pertama pada tahun 2016 dan bebas tahun 2017. Tak lama berselang, RG kambuh kemudian dikembalikan lagi di hotel prodeo.

Menurut Dadang, pada saat bebas tahun 2018, RG sempat merantau ke Malaysia berstatus sebagai tenaga kerja ilegal. Sepulangnya dari Negeri Jiran, tersangka kembali ke Medan menjadi begal. 

Namun sial bagi RG, karena tindak kejahatannya berhasil dibendung petugas Polsek Percut Sei Tuan, Minggu, 1 September 2019 lalu

"Saya menyesal pak," katanya.

Sementara empat tersangka berinisial MOS, MIN, GNC dan RG kini menjalani proses hukum di Polsek Medan Baru. Mereka disangkakan atas aksi begalnya pada 1 Juni 2019 lalu pada pukul 04.00 WIB.

Saat itu, kata Dadang, seorang korban bersama temannya hendak makan di rumah makan Wong Solo di Medan. Kala melintas di Jalan Wahid Hasyim, korban mengaku dipepet dua sepeda motor dengan pelaku sekitar enam orang.

Kemudian pelaku menodongkan senjata tajam dan mengancam korban, hingga akhirnya berhasil merampas sepeda motor. Para pelaku, lanjutnya, berhasil diringkus setelah dibentuk tim khusus untuk memburu pelaku begal.

Minggu, 25 Agustus 2019, sekitar pukul 16.00 WIB tim patroli Polsek Medan Baru melihat empat laki-laki dengan dua sepeda motor di Jalan Mataram. Saat akan digeledah petugas, dua orang di antaranya melarikan diri.

Keduanya diketahui adalah MOK dan MIN. Setelah dilakukan penggeledahan, ujar dadang, petugas menemukan sebilah pisau yang akan digunakan untuk melancarkan aksi pada malam hari.

Dari pengembangan kasus, mereka mengaku sudah sembilan kali melakukan aksi begal. Dari penangkapan MOK dan MIN petugas kemudian menangkap GNC dan RG dengan barang bukti sebuah pisau dan sepeda motor yang digunakan untuk melancarkan kejahatan.

"Modus orang ini adalah bergerak, keliling, kalau ada orang yang berpotensi dijadikan korban, mereka pepet, lalu menodongkan senjata tajam, kemudian kendaraannya dirampas," tutur Dadang.

Dari penangkapan itu, petugas menyita sejumlah barang bukti, berupa pisau, sepeda motor, pemantik api menyerupai senjata api yang digunakan untuk menakut-nakuti korbannya. []

Berita terkait
Kabag Pemasaran Koran di Medan, Duel dengan Begal
Warga Kota Medan, menjadi korban kejahatan jalanan atau begal. Rp 3 juta uang raib dibawa pelaku.
Pembegal Istri Ketua Pallawa Sulsel Ditembak
pelaku pembegalan terhadap seorang perempuan bernama, Christina Liemer ditangkap Ghost Dermaga Polres Pelabuhan bersama Resmob Polda Sulsel.
Tiga Kasus Begal Payudara Kian Meresahkan Kaum Hawa
Tiga kasus begal payudara yang menghebohkan. Tindakan pelecehan seksual ini terjadi di jalan dan pertokoan. Hal ini meresahkan kaum hawa.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan