Di Balik Ketidakpopuleran Enggartiasto Lukita

Rekam jejak Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, sebelum menjadi menteri perdagangan di Kabinet Jokowi.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. (Foto:Ist)

Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita awalnya meniti karier di dunia property. Ia sudah aktif berorganisasi sejak masih menjadi mahasiswa. Sempat bekerja di PT Bangun Tjipta Sarana sebagai Staf Asisten Direktur Utama pada tahun 1977, tak lama berselang jabatannya naik menjadi Kepala bagian personalia.

Sepak terjang pria kelahiran Kota Cirebon itu tak perlu diragukan lagi, apalagi di dunia property. Enggar sempat menjadi Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI). Beberapa perusahaan pernah dipegang, mulai dari PT Suryaterang Agung, PT Rei Sewindu di Jakarta, PT Bank Papan Sejahtera di Jakarta dan PT Taruna Gandha di Jakarta. Di perusahaan-perusahaan tersebut, Enggar menjabat sebagai Komisaris. 

Enggar juga pernah menjadi Direktur Utama pada beberapa Perusahaan besar seperti : PT Citrasari Inti di Jakarta, PT Tata Insanimukti di Jakarta, PT Kartika Karisma Indah, dan PT Kemang Pratama.

Pria kelahiran 12 Oktober 1951 ini mengawali karier politik saat bergabung dengan Partai Golkar. Enggar pernah menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum DPP Golkar. Pria yang menuntut ilmu sejak SD hingga SMA nya di kota Cirebon ini, berperan aktif di partai. 

Hingga akhirnya membawa Enggar menjadi penghuni Senayan. Enggar menjadi anggota DPR-RI Fraksi Partai Golkar pada periode 1997, 1999, 2004, dan 2009. 

Berbagai organisasi telah diselaminya, salah satunya yaitu pernah menjabat sebagai Ketua IV BPD Hipmi Jaya (1983-1986). Pada 2013, Enggar memutuskan untuk bergabung dengan partai baru Nasional Demokrat (NasDem). Suami dari Dra Peggy Lukita ini diberi kepercayaan sebagai Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri. Ia melanjutkan tugasnya menjadi wakil rakyat pada periode 2014-2019, namun saat itu mewakili Partai NasDem.

Lulusan Jurusan Bahasa Inggris IKIP Bandung ini memiliki banyak pengalaman dibidang bisnis maupun politik. Hal itu menjadi salah satu faktor pertimbangan Enggar diberi kepercayaan sebagai Menteri Perdagangan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2016.

Saat terjadi perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja Jilid II, sebanyak 13 menteri dicopot dari jabatannya. Enggartiasto Lukita terpilih untuk menggantikan Menteri Perdagangan Thomas Lembong, yang digeser menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Belakangan ini, nama Enggar dikaitkan pada kasus yang sedang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menteri Perdagangan (Mendag) ini, sudah dua kali absen dari panggilan KPK. Pemanggilannya berstatus sebagai saksi atas kasus dugaan suap dan gratifikasi Bowo Sidik Pangarso. 

Pakar Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komarudin menilai prestasi Mendag hanya bisa diukur oleh Presiden dan masyarakat. Namun, ia mengamati selama ini Mendag banyak mendapat kritik dari kinerjanya selama ini.

"Ketika Mendag dijadikan Menteri oleh Jokowi dari hasil reshuffle, banyak pihak yang mengkritik. Karena dalam catatan masyarakat sipil dan catatan KPK terkait indikasi persoalan suap," kata Ujang kepada Tagar, Rabu, 24 Juli 2019. []

Berita terkait
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.