Dialog Empat Mata Jokowi - Rizieq Dapat Selesaikan Konflik

Dialog empat mata antara Presiden Jokowi dan Pentolan FPI Habib Rizieq Shihab diyakini dapat menyelesaikan konflik kebangsaan.
Presiden Jokowi dan jajarannya dianggap paradoks dan gagap dalam penanganan Covid-19, lantaran membiarkan massa Habib Rizieq Shihab berkerumun. (foto: AFP/ilustrasi Kumparan).

Jakarta - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan dialog empat mata antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dapat menyelesaikan konflik kebangsaan.

Hal tersebut dikatakan Ujang menyikapi usulan Budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun agar kedua tokoh tersebut bisa bertemu secara personal. 

“Pernyataan yang wajar, rasional, dan solutif. Pernyataan yang tentu jika terealisasi akan menyelesaikan konflik antara Jokowi dengan Rizieq,” ujarnya melalui pesan tertulis kepada Tagar pada Rabu, 9 Desember 2020.

Jadi, memang harus ada solusi, salah satunya adalah dialog empat mata antara keduanya

Baca juga: Emha Ainun Nadjib Dorong Dialog Jokowi - Rizieq

Menurut Ujang, pertemuan dialog empat mata antara Jokowi dan Rizieq untuk meredam dan menyelesaikan masalah yang sedang terjadi. Jika tidak ada pertemuan, tidak akan ada solusi dan dapat menimbulkan banyak korban kedepannya dari pihak rakyat.

"Jadi, memang harus ada solusi, salah satunya adalah dialog empat mata antara keduanya," ujarnya.

Sebelumnya, Cak Nun mendorong dialog empat mata antara Jokowi dengan Rizieq setelah terjadi bentrok polisi dan Laskar FPI yang menewaskan enam orang.

"Sambil menunggu presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam rakyatnya, sekarang saatnya terjadi dialog empat mata antara Jokowi dengan Habib Riziq. Di-'wali'-i misalnya oleh Pak Jusuf Kalla dan Gus Mus (KH Mustofa Bisri)," ujarnya seperti dikutip dari caknun.com, pada Selasa, 8 Desember 2020.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Cak Nun tersebut tentunya menimbulkan pro dan kontra. Dalam masalah ini, Ujang berharap pemerintah harus adil atas insiden penembakan enam anggota Front Pembela Islam (FPI).

“Pemerintah harus adil dan tidak memihak atas insiden penembakan 6 anggota FPI,” tuturnya.

Baca juga: Propam Investigasi Bela Diri Polisi Penembak 6 Laskar FPI

Menurutnya pemerintah harus membentuk tim independen. Tim ini dibentuk dengan tujuan agar bersikap adil dan tidak memihak.

“Pemerintah harus bentuk tim independent. Agar adil, jika ini tak dilakukan, maka rakyat bisa tidak akan percaya lagi pada pemerintahnya sendiri,” ujarnya.

Ujang juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak boleh terpancing apapun. Ia mengatakan masyarakat harus terus mendorong dan mendesak pemerintah membuat tim independen guna mengusut kasus tersebut.

“Masyarakat harus tetap tenang dan jangan terpancing oleh apapun. Kita dorong dan desak pemetintah tuk buat tim independen tuk usut kasus tersebut. Rakyat sedang menunggu respons pemerintah. Jangan sampai rakyat keburu marah,” katanya. [] (Amira Salsabila Aprilia)

Berita terkait
Laskar FPI Tewas, PKS: Apa Penjelasan Negara ke Keluarga Mereka
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetyani Aher mengaku prihatin dan menyesalkan terjadinya penembakan terhadap laskar FPI.
Munarman Sebut Senpi Laskar FPI Fitnah, Polda: Bisa Dipidana
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus meminta Munarman untuk tidak menebar berita bohong soal senpi kepunyaan laskar FPI.
Fakta Terbaru Kasus Baku Tembak Polisi Vs Laskar FPI
Kasus baku tembak Polisi Vs Laskar FPI akan ditangani