Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan asuransi usaha tani padi (AUTP) untuk 154 hektare lahan pertanian yang gagal panen akibat puso imbas cuaca ekstrem. Asuransi tanpa premi tersebut diberikan langsung ke petani senilai Rp 6 juta per hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Suryo Banendro menuturkan bahwa kurun waktu Desember 2019 hingga Januari 2020, total keseluruhan lahan yang terendam air akibat cuaca ekstrem 5.722 hekatare, tersebar di 12 kabupaten. 154 hektare di antaranya mengalami puso.
"Untuk yang puso kami siapkan asuransi, itu ada AUTP. Tahun 2020, dari APBD Provinsi 35.000 hektare, dan dari pusat ada 200.000 hektare. Untuk yang provinsi itu tanpa premi, kami yang tanggung," ujarnya, saat jumpa pers di Kompleks Gubernuran, Semarang, Rabu, 15 Januari 2020.
Nah, asuransi ini untuk puso dan khusus untuk petani miskin.
AUTP tersebut diperuntukkan untuk lahan puso. Sebab, lahan yang mengalami puso tidak lagi bisa diharapkan untuk tumbuh kembali. Dan hanya dikhususkan bagi petani kurang mampu.
"Beda kalau banjir, masih bisa hidup. Atau tergenang tapi tidak keseluruhan ada batang yang muncul lebih tinggi dari air. Itu kemungkinan masih bisa tumbuh. Nah, asuransi ini untuk puso dan khusus untuk petani miskin. Sejauh ini ada 154 hektare yang diajukan asuransi karena puso," terang dia.
Selain AUTP, pihaknya juga menyediakan pinjaman alat gratis untuk proses tanam kembali lahan yang kena puso. Di antaranya traktor, alat tanam mesin, pompa dan lainnya
"Puso yang mau tanam kami sediakan pinjaman alat gratis. Untuk benih lewat kabupaten karena penganggaran ada di kabupaten. Ini untuk percepatan tanam lagi," paparnya.
Dijelaskannya, AUTP tersebut diberikan kepada petani yang sudah terdaftar. Caranya melalui kelompok-kelompok tani resmi yang terdaftar di Kementerian Pertanian.
"Nanti, laporannya bisa lewat kelompok tani masing-masing. Kami akan cek, apa benar puso atau tidak. Klaim asuransi paling lama tiga bulan sudah cair. Itu sudah cepat," terangnya.
Sebenarnya, lanjut Suryo, pihaknya juga sudah melakukan tindakan antisipatif berkait dengan menghadapi musim penghujan. "Kami sudah sosialisasi dan memberi warning terkait kondisi cuaca. Kami juga selalu kordinasi dengan pihak-pihak terkait," ungkapnya.
Ditambahkan, untuk lahan pertanian lain yang terdampak cuaca ekstrem adalah tanaman bawang merah di Tegal dan Brebes serta jagung di Grobogan, Brebes, dan Tegal.
"Untuk saat ini dari total yang tergenang atau banjir, sudah ada yang surut sekitar 4.000 hektare. Kami sampai saat ini juga masih melakukan pantauan-pantauan," imbuh dia. []
Baca juga:
- 30 Ha Lahan Pertanian di Langkat Rusak Karena Banjir
- Hama Wereng Serang Puluhan Hektare Sawah di Padang
- 55 Tahun Sawah di Taput Tanpa Bangunan Irigasi