55 Tahun Sawah di Taput Tanpa Bangunan Irigasi

Warga petani di Tapanuli Utara, Sumatera Utara meminta pemerintah agar membangun fasilitas irigasi dan jalan pertanian di lahan mereka.
Kepala Dinas PUPR Tapanuli Utara Ir Anggiat Rajagukguk saat meninjau lahan 180 hektare yang belum berfasilitas irigasi teknis bangunan pemerintah di Aek Sibudingding, Dusun Sibuntuon, Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada Maret 2019 silam. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Tarutung - Warga petani di Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara meminta perhatian pemerintah agar lahan pertanian mereka dibangun fasilitas irigasi dan jalan pertanian.

Ada lahan seluas kurang lebih 180 hektare di dua dusun, Sibuntuon dan Lumbangaol di desa tersebut luput dari pembangunan selama puluhan tahun.

"Saya sudah 55 tahun, dari lahir sampai usia uzur saya, lahan sawah ini belum pernah dibangun irigasi dari anggaran pemerintah," kata seorang warga, Humot Simanungkalit di areal persawahan Aek Sibudingding, Senin 9 September 2019.

Dia meminta bupati bersama DPRD daerah itu, mau dan bersedia mengunjungi lahan subur milik mereka.

"Tu amang bupati nami nang songoni DPRD naung hupillit hami asa ro nian marnida hauma nami on (Kepada Bapak Bupati dan DPRD Tapanuli Utara yang kami pilih, hendaknya mau datang melihat langsung lahan kami ini)," terang Humot, dalam dialek Batak Toba.

Selama puluhan tahun juga kami petani melewati jalan ini, menggotong bergoni-goni pupuk dan gabah padi saat panen

Petani lain senada menyebut, bila kelak permintaan pembangunan irigasi terlaksana, mereka yakin bisa menambah kesejahteraan para petani.

"Jika dibangun irigasi tentu mendukung pelaksanàan pola indeks pertanaman dua kali. Selain itu lahan ini bisa pengembangan ternak ikan tawar," kata Hidden Sihombing, 57 tahun, petani warga Dusun Lumbangaol.

Bommen Hutagalung, anak rantau Dusun Sibuntuon yang kini berdiam di Batam, meminta dan bermohon perhatian Pemkab Tapanuli Utara dan pemerintah pusat.

"Sebagai satu kader di PDIP, saya berharap Bapak Bupati Nikson Nababan, bisa mengakomodir keluhan petani. Demikian juga untuk pemerintah pusat agar bisa merencanakan irigasi teknis di lahan tergolong subur itu," kata Bommen yang juga anggota DPRD Batam periode 2014-2019 dari Fraksi PDIP, dihubungi melalui ponsel pada Senin 9 September 2019.

Jalan Tikus

Pantauan Tagar, selain belum difasilitasi irigasi teknis seperti keinginan petani, sepanjang jalan menuju ke persawahan warga di dusun itu, terlihat jalan setapak mirip jalan tikus.

Diperkirakan jalan sepanjang dua kilometer dengan kondisi berlumpur dan bersemak terpantau dipakai petani memobilisasi pupuk dan hasil panen.

Dipastikan tantangan berat melewati jalan tikus oleh petani, turut mempengaruhi turunnya produktivitas petani daerah itu.

"Selama puluhan tahun juga kami petani melewati jalan ini, menggotong bergoni-goni pupuk dan gabah padi saat panen," terang petani marga Siregar yang menolak difoto saat melintas di jalan persawahan sembari meminta agar akses jalan pertanian ditingkatkan.

Untuk diketahui, beberapa bulan silam, lahan ini sudah ditinjau jajaran Dinas PUPR Tapanuli Utara. Saat itu, pimpinan OPD Ir Anggiat Rajagukguk bersama beberapa staf melihat lahan tanpa irigasi tersebut. []

Berita terkait
Pembukaan Jalan BODT di Tobasa Gusur Lahan Pertanian
Pembukaan jalan di dalam lahan seluas 386,5 hektare yang akan dikelola oleh BODT untuk menjadi pusat pariwisata Danau Toba.
Jokowi Pacu Pengembangan Pertanian di Humbahas
Menteri Pertanian akan menindaklanjuti kunjungan Presiden Jokowi akhir Juli 2019 lalu ke Kabupaten Humbahas.
Ratusan Hektare Lahan Pertanian di Brebes Gagal Panen
Ribuan lahan pertanian di Kabupaten Brebes mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Ratusan di antaranya mengalami gagal panen.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.