Jeddah - Arab Saudi memimpin pertemuan para menteri kesehatan negara-negara anggota G20 secara virtual membahas penanganan pandemi virus corona Covid-19. Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq Al-Rabiah menyerukan agar organisasi kesehatan global turut tanggap dan berkoordinasi dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan memberikan dukungan kepada negara-negara yang membutuhkan.
Ia mengusulkan pembentukan satuan tugas (satgas) global penangangan Covid-19. Satgas global ini juga akan menjadi pusat informasi untuk berbagai pengetahuan dalam meningkatkan nilai kesehatan. Pembentukan platform bersama ini juga bertujuan untuk mengurangi risiko yang dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
Di Eropa ada lebih dari satu juta kasus terkonfirmasi, dengan kematian hampir mencapai 100 ribu orang.
Baca Juga: Tim Medis China ke Arab Saudi Bantu Lawan Covid-19
Mengakhiri penguncian bukan akhir dari pandemi. Ini hanya awal dari fase selanjutnya.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan negara-negara untuk meredakan kuncian pandemi agar siap merespons dengan cepat setiap kebangkitan.
Dalam pertemuan virtual G20, ia menyebutkan, adanya fakta beberapa negara yang mulai mengendurkan pembatasan sosial. Namun menurutnya proses itu harus dilakukan secara bertahap. "Mengakhiri penguncian bukan akhir dari pandemi. Ini hanya awal dari fase selanjutnya," ucapnya.

Seperti diberitakan dari Arab News, Senin, 20 April 2020, Arab Saudi melaporkan 1.088 kasus positif baru Covid-19 pada Minggu, 19 April 2020. Dengan demikian, total pasien positif mencapai 9.362 orang dan jumlah yang meninggal naik 5 menjadi 97.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Mohammed Al-Abd Al-Aly mengatakan lebih dari 180 ribu orang kini telah diuji untuk mengetahui apakah positif atau tidak. Di seluruh dunia, hampir 2,4 juta orang telah terinfeksi, dengan kematian mendekati 165 ribu orang.
Di Eropa ada lebih dari satu juta kasus terkonfirmasi, dengan kematian hampir mencapai 100 ribu orang. Spanyol tercatat sebagai negara di Eropa dengan jumlah kasus terbanyak 191.726 orang. Setelah itu diikuti Italia, Jerman, Inggris, dan Prancis.
Italia memiliki tingkat kematian terbanyak di Eropa yaitu 23.660 orang. Setelah itu Spanyol, Prancis, Inggris, dan Belgia. Eropa sekarang menyumbang hampir setengah dari beban kasus global dan lebih dari setengah total kematian.
Pada Minggu, Italia mencatat jumlah kematian terendah dalam sebulan, yakni meningkat 433 orang dalam satu hari. Ini membuat total kematian mencapai 23.660 orang, masih tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Paris menutup sebagian sistem airnya setelah menemukan jejak jumlah virus dalam air yang digunakan untuk membersihkan jalan-jalan dan menyirami taman-taman umum. Sebuah laboratorium manajemen air kota di Paris menemukan "jejak kecil" virus di 4 dari 27 titik pengambilan sampel di jaringan kota untuk air yang tidak diminum.
Simak Pula: Arab Saudi Berlakukan Jam Malam Hambat Corona
Air tidak untuk konsumsi dipompa dari Sungai Seine dan kanal yang berdekatan, dan digunakan untuk membersihkan jalan, menyiram taman dan di beberapa air mancur kota. Semua taman, kebun, dan air mancur di Paris ditutup sebagai bagian dari penutupan anti-virus Prancis.
Di AS, angka kematian akibat virus corona Covid-19 meningkat 41.000 dengan lebih dari 746.000 infeksi yang dikonfirmasi, menurut Universitas Johns Hopkins. Korban tewas di New York turun lagi, yang menurut klaim Gubernur Andrew Cuomo berarti negara bagian itu "berhasil menjaga jarak sosial bekerja dengan baik untuk membendung penyebaran virus.[]