Banyuwangi - Badan Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi, tahun ini akan kembali memasang 3 alat Early Warning Sistem (EWS) atau alat pendeteksi dini tsunami, di pantai selatan Banyuwangi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram mengatakan rencana penambahan EWS itu akan dipasang di 3 titik. diantaranya, di perairan Lampon, Rajegwesi dan Pantai Gerajagan Bnyuwangi.
Tahun ini kita rencananya akan pasang 3 unit, yaitu di Rajegwesi, Lampon sama Gerjagan.
“Jika tidak ada halangan pada akhir tahun 2020 ini alat tersebut akan kita pasang dititik yang sudah ditentukan,” ujar Eka Muharram, Minggul, 27 September 2020.
Selain EWS, BPBD Banyuwangi juga telah memasang rambu-rambu jalur dan tempat aman untuk evakuasi. Rambu-rambu evakuasi itu, telah terpasang sekitar 90 persen di daerah rawan bencana alam, mulai dari bencana banjir, gunung meletus, gempa bumi, hingga bencana alam tsunami.
Baca juga:
- Potensi dan Kerawanan Tsunami Wilayah Pantai Selatan Jatim
- BPBD Jatim Dalami Ancaman Pergerakan Tanah di Lumajang
- BPBD: 10 Daerah di Jatim Potensi Kekeringan
Menurut Eka, pada prinsipnya dalam rencana kontigensi bencana, Kabupaten Banyuwangi telah siap.
“Tahun ini kita rencananya akan pasang 3 unit, yaitu di Rajegwesi, Lampon sama Gerjagan. Sehingga tahun ini pada kawasan rawan bencana dengan risiko tinggi atau KRB tsunami resiko tinggi itu 90 persen sudah terpasang,” ujar Eka Muharram.
Eka Muharram mengatakan untuk saat ini alat EWS yang terpasang dan berfungsi hanya 2 alat. Dua alat tersebut dipasang di Pantai Pancer dan Pelabuhan Muncar Banyuwangi.
“Sebenarnya Banyuwangi telah memilik 9 EWS bantuan dari BNPB. Tapi dari 9 alat 7 alat rusak dan tidak bisa berfusngi lagi,” kata Eka
Eka meminta kepada masyarakat tidak panik terkait hasil riset peniliti dari Intitut Teknologi Bandung (ITB) yang menyebutkan tsunami setinggi 12 meter diperkirkan terjadi di sepanjang pantai Selatan Jawa Timur. Namun kata Eka, masyarakat diminta tetap waspada dan mengenali dini gejala akan terjadinya tsunami setiap saat.
“Kami berharap masyarakat tidak panik menyikapi hasil penelitian ini, namun tetap waspada. Ini kan hasil penelitian, jadi belum tahu kapan terjadinya, Akan tetapi sekali lagi kita tetap waspada saja,” ucap Eka Muharram.
Sebelumnya, peneliti dari ITB Sri Windiantoro menyampaikan hasil risetnya yang memperkirakan tsunami terjadi di sepnajang pantai Selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Riset tersebut juga memakai data BMKG dan GPS.
Dalam Risetnya Sri Widiantoro menyebutkan tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di Pantai Selatan Jawa Timur. []