Desa Gulurejo Potensi Wisata Batik di Kulon Progo

Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menunjungi sebuah desa yang punya potensi menjadi wisata batik di Kulon Progo, Yogyakarta.
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel saat menunjungi Desa Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kulon Proho, yang punya potensi menjadi wisata batik. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Desa Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mayoritas warganya berpotensi sebagai petani. Tapi tidak sedikit yang berprofesi sebagai perajin batik tradisional. Banyak UMKM batik tumbuh di desa ini, sehingga tak heran punya potensi sebagai desa wisata batik.

Wakil Ketua DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan, Rachmad Gobel saat menunjungi desa tersebut mengaku sudah berdiskusi dengan sejumlah pihak bagaimana untuk membantu UMKM. Tidak hanya saat pandemi, namun juga bagaimana bisa untuk meningkatkan kualitas karya anak bangsa, terutama tentang desain. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga UMKM tersebut.

Baca Juga:

Dia menjelaskan, selain perlunya peningkatan kualitas desain, para pembatik utamanya di yang ada Gulurejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo juga perlu mendapat pembinaan manajemen wisata. Gulurejo memiliki potensi desa wisata yang menyajikan wisata batik, sejak mulai produksi hingga pemasaran.

Omzet sudah normal kembali. Rata-rata sekarang sampai 2.000 potong.

Menurut dia, rute dari Kota Yogyakarta sampai kalurahan Gulurejo berpotensi besar jadi jalur ekonomi baru. Hanya saat ini belum dikelola dengan baik. Hal ini dilihat dari minimnya fasilitas penunjang wisata yakni kuliner dan penginapan. 

"Ini penting karena ke depan juga bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata Rachmad Gobel dalam kunjungannya di Desa Gulurejo, Lendah, Kulon Progo, Sabtu, 12 September 2020.

Dia mengungkapkan, pemerintah berperan penting dalam menjaga eksistensi batik dari semakin banyaknya tekstil moderen yang muncul. Perlu pembinaan lebih terutama tentang inovasi desain, bagi batik tradisional khususnya yang diproduksi oleh UMKM.

Baca Juga:

Dengan pembinaan yang dilakukan tersebut, harapannya pelaku usaha pembuatan batik bisa bersaing dengan industri tekstil. Hal ini sekaligus mengangkat ekonomi pembatik yang sempat terkena imbas dari pandemi Covid-19.

Sementara itu, Pemilik Sembung Batik, Bayu Permadi mengatakan, usaha ditempatnya memang sempat membuat omzet anjlok hingga 90 persen, akibat pandemi Covid-19. Namun untuk sekarang ini, kondisi mulai berangsur membaik. "Omzet sudah normal kembali. Rata-rata sekarang sampai 2.000 potong," ujarnya. []

Berita terkait
Lima Wisata Terkenal dengan Desain Batik
Selain terkenal dengan wisata, beberapa kain batik khas daerah ini memiliki corak unik dan cocok untuk dijadikan buah tangan.
JogjaBike Kunjungi Kampung Wisata Batik Yogyakarta
Untuk memperkenalkan kampung wisata batik di Yogyakarta JogjaBIke menjalankan program kunjungan wisata ke kampung batik dengan sepeda
Wisata Batik di Lamongan: Asyik! Pulang Bawa Oleh-oleh Batik Karya Sendiri
Di Desa Sendangagung, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, wisatawan bisa melihat pengrajin batik membatik di rumah masing-masing.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.