JogjaBike Kunjungi Kampung Wisata Batik Yogyakarta

Untuk memperkenalkan kampung wisata batik di Yogyakarta JogjaBIke menjalankan program kunjungan wisata ke kampung batik dengan sepeda
Mengunjungi Kampung Wisata Batik dengan sepeda yang diinisiasi JogjaBike mendapat respon positif dari masyarakat. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Kampung Celeban, Kelurahan Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, tumbuh  jadi kampung wisata. Di tempat ini, mayoritas warganya menjadi perajin batik.

Batik Jumputan, namanya. Batik ini memiliki perbedaan dengan batik khas Yogyakarta pada umumnya. Terutama pada teknik pembuatannya.

Batik Jumputan adalah membatik yang dihasilkan dengan teknik “jumputan”. Sebuah teknik pembuatan motif batik yang menggunakan cara mengikat kencang beberapa bagian kain yang kemudian dicelupkan pada cairan pemberi warna.

Salah satu perajin dari Kelompok Batik Jumputan Bu Agus, Eni Agustis, mengatakan proses pembuatan batik Jumputan dengan mengikat celup untuk menciptakan gradasi warna yang menarik.

"Prosesnya tidak ditulis dengan bahan malam seperti kain batik pada umumnya, kain akan diikat lalu dicelupkan ke dalam warna," kata dia Minggu, 29 September 2019.

Eni mengatakan, teknik celup rintang ini menggunakan tali untuk menghalangi bagian tertentu pada kain agar tidak menyerap warna. Teknik ini untuk membuat sebuah motif. "Ada banyak motif yang bisa dihasilkan dari teknik ini seperti bunga, matahari, segitiga, sampai motif lain tergantung kreativitas perajin," katanya.

Dia mengatakan, Batik Jumputan ini berkembang sejak 2011 lalu. Di Kampung Celeban lebih dari delapan kelompok perajin. Tiap kelompok terdiri 10 - 15 orang. Tiap kelompok sudah memiliki pasar dari wisatawan atau konsumen dari luar daerah.

"Ada yang memasarkan lewat online sampai distributor besar dari Solo, Beringharjo, dan Pekalongan," ujarnya.

Meski demikian, Kampung Wisata Batik Jumputan ini merupakan obyek wisata yang masih belum dikenal dengan baik oleh masyarakat Yogyakarta, terutama bagi generasi muda. "Kita terus berusaha agar batik jumputan menjadi ikon Kota Yogyakarta," kata Eni.

Keberadaan Kampung Wisata Batik ini direspon JogjaBike. Menjelang berusia satu tahun, startup yang sedang tumbuh dan berkembang di Kota Yogyakarta ini, JogjaBike, mulai melebarkan sayapnya ke sana.

JogjaBike tidak sekedar menyediakan moda transportasi smart bike di sekitar kawasan Malioboro, namun mulai menggarap Kampung Wisata Batik ini. JogjaBike mempromosikannya melalui "Sepeda Teman Berwisata"atau disingkat 'September'.

Sabtu 28 September 2019 lalu, kegaitan ini ternyata peminatnya membeludak. Ratusan ikut mendaftar sebagai peserta bersepeda mengelilingi Kampung Wisata Batik. Mereka tidak hanya pelajar SMA N 3 Kota Yogyakarta, SMK N 2 Kota Yogyakarta, SMK N 2 Kota Yogyakarta, namun juga mahasiswa dan masyarakat umum.

Komisaris Utama JogjaBike, Triyanto, bertekad mendukung industri kecil dengan mengkolaborasikan wisata sepeda dengan mengunjungi kampung-kampung wisata. Ada manfaat ganda yang diraih, memasyarakatkan sepeda sekaligus mengenalkan objek wisata.

Dia mengatakan, sepeda tidak hanya sekedar alat transportasi, tapi juga menjadi bagian penting yang mengiringi peristiwa sejarah masyarakat Yogyakarta. Mengajak generasi muda ke Kampung Batik Celeban ini, dapat menjadi media edukasi berbasis budaya lokal, khususnya dalam hal teknik pembuatan batik.

Triyanto mengatakan, ada banyak tempat-tempat menarik di Kota Yogyakarta. Terutama sentra industri mikro dan kecil yang sebenarnya bisa menjadi wisata edukasi; seperti industri kerajinan perak, emas, kipas, blangkon, kulit, sampai sangkar burung ada di Kota Yogyakarta.

Menurut dia, JogjaBike akan mempromosikan dengan mengunjungi sentra industri kecil itu, dengan bersepada tentunya. "Kami juga memiliki motivasi tidak hanya mengenalkan industri kecil, tapi bisa mendukung mereka juga untuk berkembang," katanya.

Dia mengatakan, even bersepeda mengelilingi Kota Yogyakarta, juga akan dikembangkan dengan mengunjungi beberapa museum yang menjadi salah satu dari pilar kebudayaan di Kota Yogyakarta. "Ini komitmen kami untuk tumbuh bersama," ungkapnya.

Saat ini JogjaBike sedang mempersiapkan pengembangan yang signifikan pada performa sepeda dan kualitas layanan. Beberapa di antaranya pada desain smart lock dan apps yang menjadi garda terdepannya. []

Berita terkait
Pemerintah Diminta Batasi Impor Tekstil Motif Batik
Paguyuban batik meminta agar pemerintah membatasi impor tekstil bermotif batik untuk melindungi batik Nusantara yang sudah diakui UNESCO
Dampak Bakar Batik Saat Demo di Pamekasan Madura
Akademisi mengungkapkan dampak bakar batik saat demo di depan gedung Pemerintah Kabupaten Pamekasan Madura.
Tampil Etnik dengan Parfum Batik Asal Yogyakarta
Parfum etnik dari Yogyakarta ini bisa menjadi salah satu pilihan diantara banyaknya parfum impor yang menyerbu tanah air.