Derita Gagal Ginjal, Pria Asal Simalungun Ini Akui Kratingdaeng Penyebabnya

Badannya tegap berisi, namun siapa sangka pria ini baru saja selesai melakukan cuci darah. Ia menderita sakit gagal ginjal.
Darman Purba (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Pematangsiantar, (Tagar 15/3/2019) - Badannya tegap berisi, namun siapa sangka pria ini baru saja selesai melakukan cuci darah di ruangan Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ia menderita sakit gagal ginjal. 

Pria tersebut, Darman Purba, warga Bah Tonang, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun ini dulu bekerja sebagai supir truk. Tetapi ketika dia mengalami sakit ginjal, dia harus berhenti dari pekerjaannya.

Menurutnya minuman itu tidak cocok untuk dikonsumsi dan akan mendapatkan sakit yang serupa dengannya

"Dulu aku bekerja sebagai supir truk, tetapi setelah tahu kalau aku punya penyakit ginjal, aku harus berhenti dari pekerjaanku dan lebih banyak tinggal di kampung," ucapnya ketika ditemui di RSUD Djasamen Saragih.

Darman bercerita tentang awal dia mengalami sakit yang dideritanya. Ia mengatakan sebagai supir truk dia punya kebiasaan mengkonsumsi minuman berenergi Kratingdaeng. Menurutnya setiap supir pasti mengkonsumsi minuman itu agar tidak merasa ngantuk ketika sedang menyetir mobil keluar kota.

Baca Juga: Kekuatan Cinta Eva Saulina Donorkan Ginjal untuk Suami

"Terlalu banyak minum Kratingdaeng dan sejenisnya, karena aku supir. Jadi kalau supir itu kebanyakan minum itu pas perut kosong jadi ginjal menipis karena zat asamnya tinggi," katanya.

Namun, dia sempat menolak untuk melakukan pencucian darah. Setelah menjalani perobatan selama 2,5 tahun dan belum mendapatkan perubahan apapun, baru dia mau melakukannya.

"Setelah dibilang dokter aku kena penyakit ginjal, baru aku mau cuci darah. Karena sebelumnya gak pernah mau, selalu menolak. Karena mulai merasakan sesak seperti mau mati dan makan pun tidak enak. Jadi mau tidak mau harus cuci darah," tuturnya.

Untuk aktivitasnya sendiri, dia mengakui sudah tidak mampu lagi untuk bekerja sebagaimana mestinya ketika dia menjadi supir.

"Memang aktifitas masih bisa, cuma gak bisa seperti dulu lagi. Paling bertani, itu pun mencangkul sanggupnya 30 menit sampai 1 jam. Karena kalau kami di kampung kan sebagai petani. Namun untuk menyetir mobil sudah tidak sanggup lagi," tambahnya.

Kemudian, dia juga mengatakan dan menghimbau kepada saudara-saudara di kampung maupun teman-temannya supir agar tidak lagi mengkonsumsi Kratingdaeng. Menurutnya minuman itu tidak cocok untuk dikonsumsi dan akan mendapatkan sakit yang serupa dengannya.

"Di kampung aku sarankan supaya mereka tidak konsumsi Kratingdaeng lagi, terutama untuk teman-teman supir. Kalau ketemu teman supir paling aku sarankan agar konsumsi kopi saja supaya tidak mengantuk ketika membawa mobil. Agar tidak ada korban lagi, cukuplah aku yang jadi korban," ungkapnya.

Dia mengungkapkan setelah rutin melakukan cuci darah, mengkonsumsi vitamin dan obat yang dianjurkan oleh dokter perasaannya saat ini sudah lebih baik.

"Setelah menjalani perobatan sudah mulai lumayan. Dulu sesak, makan juga nggak enak dan sebelum berobat kaki bengkak, jalan saja berat. Sekarang sudah bisa jalan dan  makan pun sudah enak. Dulu makan sedikit, sering muntah-muntah. Sekarang saja sendiri ke Siantar berobat sudah bisa, bawa sepeda motor juga sudah bisa," tutupnya. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.