Jakarta - Pencopotan baliho dan poster pimpinan Front Pembela Islam (FPI) oleh TNI di bawah komando Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman diapresiasi sejumlah pihak. Salah satunya yaitu pegiat media sosial Denny Siregar.
Dia menilai langkah yang diambil Pangdam Jaya bersama anggotanya itu tepat dan memberikan pengaruh besar kepada masyarakat, kelompok maupun organisasi kemasyarakatan.
Menurut dia ada tiga poin penting yang bisa diambil dari turunnya TNI menyingkirkan atribut tokoh sentral FPI itu. Pertama rakyat akhirnya tahu bahwa negara hadir di tengah mereka. Dengan begitu, kelompok-kelompok moderat menahan diri untuk tidak unjuk kekuatan melawan yang radikal.
"Soalnya kalau yang moderat sudah unjuk kekuatan, bahaya. Bisa terjadi gesekan," kata Denny dikutip dari akun Facebooknya.
Kedua, TNI menunjukkan dirinya solid dan berada dibelakang pemerintah. Narasi ormas dan oposisi selama ini yang menyatakan seolah-olah merasa bahwa TNI ada di pihak mereka pun terbantahkan.
"Apalagi dulu waktu Gatot Nurmantyo menjabat Panglima TNI, ormas-ormas itu berasa jumawa. Lalu bikin framing di media sosial, membenturkan TNI versus Polri. Narasi berbahaya yang selama ini seolah dibiarkan saja," kata penulis buku 'Tuhan dalam Secangkir Kopi' itu.
Ketiga, ini bukan hanya sekadar menurunkan baliho, tapi menghancurkan simbol-simbol yang dibangun ormas radikal bahwa umat Islam seharusnya berada di belakang 'Imam besar' FPI itu. "Dan yang menurunkan TNI sendiri, yang selama ini diframing bahwa institusi itu ada di pihak mereka," ucap Denny.
Denny mengatakan penurunan atribut Rizieq Shihab ini tentunya menimbulkan protes di kalangan FPI dan pendukungnya. Tapi kata Denny, hal itu tak perlu dihiraukan. Itu bentuk kekecewaan mereka karena tidak bisa lagi bergerak.
Rakyat butuh rasa aman. Hadirnya TNI dan Polri di tengah masyarakat menaikkan semangat kita kembali, bahwa negara peduli.
"Ruang yang dulu luas buat mereka, sekarang sempit. Susah bergerak dan bernafas. Akhirnya yang muncul teriakan-teriakan lemah dan diketawain banyak orang," ucap Denny.
"Lihat aja narasi baru mereka, "Wah ini pasti ada usaha adu domba". Padahal mereka itulah yang selama ini mengadu domba orang," kata Denny.
Baik negara, TNI juga Polri, harus mulai bergerak menghancurkan simbol- simbol yang dibangun oleh kelompok radikal. kelompok ini tidak boleh diberi kesempatan untuk tumbuh dan besar di Indonesia. "Jangan lagi mereka diberi ruang untuk tumbuh. Mereka harus dihajar, kalau bisa sampai ke akar-akarnya," kata Denny.
"Jangan pedulikan elit-elit politik yang selalu memanfaatkan kelompok radikal ini. untuk kepentingan mereka saja. Mereka gak peduli bahwa memelihara ormas-ormas radikal itu, sama saja dengan memelihara ular, yang akan mematuk mereka sendiri jika ada kesempatan," kata Denny.
Baca juga: Denny Siregar Relakan Kepalanya Dipenggal
Baca juga: Denny Siregar Ungkap Langkah Jokowi Hadapi Musuhnya
Denny menyebutkan hancurnya Suriah, Libya, Afghanistan dan banyak negara Timteng lainnya. Ketika elit politik lidahnya bercabang dua dan selalu merangkul ormas radikal itu demi nafsu politik mereka belaka.
"Rakyat butuh rasa aman. Hadirnya TNI dan Polri di tengah masyarakat menaikkan semangat kita kembali, bahwa negara peduli," kata Denny.
"Untuk mereka yang moderat, teruslah bersuara. Gerakkan energi semakin kuat untuk melindungi negara kita. Tidak boleh ada satupun kelompok yang mengatasnamakan agama, tapi melakukan pengrusakan,' ujar Denny. []