Untuk Indonesia

Denny Siregar: Kayaknya Sandiaga Uno Pingsan

'Kayaknya Sandiaga Uno pingsan, melihat hasil quick count yang menginfokan ternyata ia kalah total.' - Denny Siregar
Sandiaga Uno dan istri berjalan pulang seusai menggunakan hak pilihnya di TPS 02, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019) pagi. (Foto: Tagar/Eno Suratno Wongsodimedjo)

Oleh: Denny Siregar*

"Sandiaga Uno ke mana?"

Tanya seseorang yang terus memantau situasi hasil Pilpres 2019 ini. Ya, Sandi tidak kelihatan, tidak juga terliput media. Dia seperti hilang ditelan bumi. Yang ada hanya Prabowo yang terus berkoar kemenangan berdasarkan survei internal mereka, dengan responden 100 persen internal mereka.

Ke mana Sandi? Ini memang pertanyaan menarik. Terutama ketika kita paham, berapa biaya yang dikeluarkan Sandiaga Uno hanya untuk pilpres ini saja.

Sandi memang jor-joran dalam pilpres ini. Dari jejak sejak Oktober 2018 sampai seminggu sebelum Pilpres, Sandi sudah menjual sahamnya dengan nilai total sejumlah 632 miliar rupiah.

Sandiaga sendiri mengaku sudah mengeluarkan dana sekitar 1,4 triliun rupiah hanya untuk biaya kampanye. Dan banyak yang memperkirakan bahwa Sandi sebenarnya keluar duit lebih banyak dari yang ia laporkan.

Sepertinya Sandi sekarang sedang pingsan, melihat hasil quick count yang ternyata menginformasikan bahwa dia kalah total.

Apalagi ada berita masuknya dana ratusan miliar rupiah dua minggu sebelum kampanye dari sebuah perusahaan cangkang di Panama ke Indonesia. Dan itu diperkirakan dari perusahaan Sandi.

Seorang teman berbisik, "Sandi itu ambisius. Dia berpikir bahwa jika ia menjadi Wapres, maka ia akan bisa kembalikan berlipat-lipat dari nilai investasinya di kampanye sekarang."

Ya, sebagai seorang investment banker, pilpres bagi Sandi bisa jadi adalah investasi. Bagaimana dengan investasi sekecil-kecilnya, bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Sepertinya Sandi sekarang sedang pingsan, melihat hasil quick count yang ternyata menginformasikan bahwa dia kalah total. Nilai investasinya terlalu besar, tetapi hasilnya sangat tidak imbang. Belum lagi ia menghadapi anjloknya saham-sahamnya akibat ia terlalu agresif dalam pilpres ini.

Mungkin seperti petinju yang kena hook keras di dagu, Sandi sedang terbaring di lantai ring dengan mata berkunang-kunang. "Aku di mana ? Aku di mana ?" Dan ia dikipasi oleh orang-orang sekitar supaya bisa bernapas lagi.

Dan sesudah ia sadar, ia terduduk lemah sambil menahan tangis yang sudah ada di pelupuk mata.

Tiba-tiba, ada seseorang yang menyodorkan sebuah surat, "Bang Sandi, ini masih ada tagihan sekitar 100 miliar yang harus dibayar sekarang, soalnya bang Sandi kalah."

Ia pingsan lagi....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi