Oleh: Denny Siregar*
Seperti ada agenda tetap, setiap mau hari kemerdekaan, oknum pemuda dari Papua selalu berbuat kerusuhan..
Di Malang kemarin, kelompok pemuda yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua, bentrok dengan warga sekitar.
Pemuda dari Papua itu rencananya mau demo di Balaikota Malang. Tapi dalam perjalanan mereka teriak-teriak "Papua merdeka !". Warga sekitar yang tidak suka menegur mereka, situasi panas, lalu beberapa pemuda Papua kemudian bertindak anarkis dengan melempar batu, merusak fasilitas umum dan memblokade jalan.
Agenda Papua Merdeka adalah agenda yang selalu diusung oleh organisasi pemuda Papua seperti AMP.
Untung saja kejadian lebih parah tidak terjadi. Warga Malang masih menahan diri. Pemuda Papua dikawal polisi untuk kembali ke asramanya.
Ini bukan kejadian pertama kali. Tahun 2018 di Surabaya, menjelang hari kemerdekaan juga bentrok terjadi antara Aliansi Mahasiswa Papua dengan ormas di asrama mahasiswa Papua. Pokok masalahnya adalah asrama mahasiswa itu tidak mau mengibarkan bendera merah putih.
Tahun 2016, di asrama Papua Yogyakarta terjadi bentrok yang sama. Bahkan terjadi pengepungan selama dua hari sehingga mahasiswa Papua didalam kelaparan dan kehausan.
Sultan Hamengkubuwono X pun bereaksi terhadap aksi-aksi mahasiswa Papua itu dengan mengatakan, "Tidak boleh ada aksi separatis di Yogya.." Pernyataan Sultan ini menimbulkan ketakutan para pelajar di Papua sana, sehingga banyak dari mereka yang pergi dari Yogya dan kembali ke Papua.
Agenda "Papua Merdeka" adalah agenda yang selalu diusung oleh organisasi pemuda Papua seperti AMP itu. Gerakan mereka selalu dibangun menjelang hari Kemerdekaan Indonesia seolah ingin menunjukkan bahwa mereka bukan bagian dari NKRI.
Mengherankan, karena pada pemerintahannya, Jokowi sudah mengucurkan puluhan triliun rupiah untuk membangun infrastruktur di Papua. Tetapi agenda merdeka tetap digaungkan melalui aliansi mahasiswa Papua di berbagai daerah, seolah mereka menutup mata bahwa sekarang Papua sudah menjadi anak emas pemerintah.
Apakah memang ada "tangan kotor" di balik aksi-aksi separatis itu ? Atau ada campur tangan asing supaya Papua mengikuti jejak Timor Timur yang sudah memisahkan diri dari negeri ini ?
Seharusnya muncul perlawanan dari mahasiswa Papua yang pro NKRI. Jangan kemudian gerakan separatis membuat stigma di banyak daerah bahwa "orang Papua selalu buat rusuh dimana-mana".
Jangan rusak nama Papua. Kalau bukan kalian putra daerah yang menjaga nama daerahnya, lalu siapa lagi ?
Mari seruput kopi..
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi
Baca juga:
- Polisi Tewas Ditembak di Papua, Menhan: Harus Diserang
- Menhan Belum Dengar soal Anggota Polisi Ditembak di Papua
- Berikut Profil dan Prestasi Briptu Hedar yang Tewas di Papua