Danau Toba Tak Perlu Hotel Berbintang, Benahi Rumah Batak

Luhut Pandjaitan ajak investor dari Cina membangun hotel berbintang di Kawasan Danau Toba. Kritik pun datang dari Wilmar Simanjorang.
Wilmar Simanjorang. (Foto: Tagar/Facebook)

Medan - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak investor dari Cina untuk membangun hotel berbintang di Kawasan Danau Toba. Kritik pun datang dari Wilmar Simanjorang, Pejabat Bupati Samosir 2004-2005.

Wilmar yang juga pengurus Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark Sumatera Utara, mengatakan mendatangkan investor dari Cina seperti disampaikan Luhut, bukan hal yang penting untuk Danau Toba saat ini.

Baca juga: Perbukitan Kawasan Danau Toba di Samosir Terbakar

"Yang dipentingkan Toba saat ini ialah bagaimana merawat dan memulihkan kawasan Danau Toba ini menjadi tao nauli, agar kembali kejayaan di mana Danau Toba dikunjungi banyak wisatawan," kata Wilmar, Sabtu, 19 Desember 2020.

Jadi kata Wilmar, harus dikurangi pengaruh-pengaruh luar yang merugikan. Justru setelah menjadi unesco global geopark, dengan demikian yang menjadi harapan Unesco adalah bagaimana memelihara kekayaan Toba ini.

Baca juga: Ratusan Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Toba Samosir

"Jadi kalau ini dipelihara, maka keindahan dari Danau Toba itu terpelihara. Sehingga kembalilah pada kunjungan-kunjungan wisatawan seperti tahun 80-an," ungkapnya.

Maka sambung dia, mendesak diperbaiki kerusakan lingkungan, perbaikan infrastruktur, dan sumber daya manusianya agar semakin arif bijaksana sesuai dengan adat istiadat yang diwariskan enek moyang dulunya.

Ini kok mau dibawa Pak Luhut investor Cina ke Kawasan Danau Toba. Saya pikir ini tak tepat

Dengan demikian keaslian, dan keunikan itu yang perlu. Bukan hotel bintang seribu, atau bintang kejora, yang justru nanti membawa banyak kerugian kepada lingkungan, dan kerugian terutama budaya Batak.

"Sehingga kalau investor dari Cina yang berkuasa, maka orang-orang Toba nanti menjadi tukang laundry, dan tukang parkir. Menurut hemat kami, yang perlu sekarang ini dibenahi adalah home stay-home stay, rumah Batak-rumah Batak direnovasi atau direvitalisasi. Itu aja, sehingga nanti kunjungan semakin banyak. Lalu atraksinya," tukasnya.

Baca juga: Wanita Ini Sebut Danau Toba Gadis Cantik yang Kurang Terawat

Dia lalu menyebut, kalau hanya untuk sekadar membangun hotel berbintang, orang-orang lokal juga sudah mampu, seperti Hutahean membangun Hotel Labersa bintang empat di Balige, atau keluarga Sihar Sitorus dll.

Jadi ide yang akan mendatangkan investor ini, sambung Wilmar, harus juga melihat pengalaman di Bali. Di mana mereka sekarang menurut peneltian ahli dari Prancis, meski pariwisata di Bali berkembang, tetapi mereka mengalami kesulitan mencari lahan untuk mereka sendiri, belum lagi mulai tergerusnya budaya asli.

Baca juga: Intip Sensasi Ikut Lari Virtual Triathlon Danau Toba 2020

"Ini kok mau dibawa Pak Luhut investor Cina ke Kawasan Danau Toba. Saya pikir ini tak tepat. Jadi bukan hotel berbintang. Lalu mau apa nanti di hotel itu. Rumah Batak dibetulin, jalan lingkungan diperbaiki. Orang tidak senang lagi tidur di hotel berbintang seratus . Mereka ingin ada atraksi, ingin ada kegiatan, dan di tengah masyarakat lokal. Kekayaan masyarakat lokal kita ini yang perlu dibina," jelasnya.[]

Berita terkait
Martin Salurkan 750 Life Jacket ke Kapal Penumpang di Danau Toba
Martin Manurung menyalurkan 750 life jacket atau baju pelampung kepada kapal penumpang lokal yang ada di kawasan Danau Toba.
Aksi Lingkungan di Tongging dan Silalahi Kawasan Danau Toba
Aksi bersih, indah, sehat dan aman digelar BPODT di di dua wilayah wisata Kawasan Danau Toba selama dua hari.
Aktivis Danau Toba Minta Perlindungan Hukum ke Jokowi
Aktivis lingkungan di Kawasan Danau Toba, Sebastian Hutabarat menyurati Presiden Jokowi, meminta amnesti.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.