Danais Solusi Atasi Tumpukan Sampah di Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta punya tiga masalah saat long weekend. Parkir liar, juru parkir nakal dan sampah. Mengatasi sampah diusulkan anggaran dari Danais.
Dibantu sejumlah tentara, beberapa warga memindahkan sampah sampah yang menumpuk di salah satu lokasi di kawasan Malioboro Kota Yogyakarta. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Masalah sampah yang menumpuk masih sering terjadi di wilayah perkotaan, termasuk di Kota Yogyakarta. Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta meminta Pemerintah Kota (Pemkot) setempat agar berani menggunakan Dana Keistimewaan (Danais) untuk mengatasi masalah sampah di Kota Pelajar.

"Jika dana atau anggaran saat ini di Kota Yogyakarta lebih banyak difokuskan untuk penanganan Covid-19, maka Dana Keistimewaan (Danais) dapat menjadi solusi alternatif untuk menangani tumpukan sampah di kota ini," jelas Anggota Forpi Kota Yogyakarta Baharudin Kamba, Sabtu, 31 Oktober 2020.

Baca Juga:

Kamba yang merupakan anggota Bidang Pemantauan dan Investigasi membandingkan dengan cairnya Danais untuk pembangunan pagar besi yang mengelilingi kawasan Alun-Alun Utara Yogyakarta. 

"Atas dasar itu seharusnya bisa juga Danais dipakai untuk penanganan masalah di Kota Yogyakarta. Toh, pembangunan pagar di Alun-Alun Utara juga memakai danais dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar," jelasnya.

Kamba menjelaskan, masalah sampah di Kota Yogyakarta khususnya yang menumpuk sejatinya merupakan persoalan rutin setiap tahunnya. Terlebih saat libur panjang akhir pekan, tumpukan sampah di Kota Yogyakarta sering ditemukan. "Selain jukir nakal, parkir liar, persoalan lain selama libur panjang ya volume tumpukan sampah," imbuhnya.

Atas dasar itu seharusnya bisa juga Danais dipakai untuk penanganan masalah di Kota Yogyakarta.

Menurut dia, sebelum libur panjang datang, Forpi Kota Yogyakarta masih menemukan sampah-sampah berserakan dimana-mana pada jalur semi pedestrian Malioboro. Termasuk juga menemukan sampah di bawah pohon yang notabene terdapat tulisan 'Dilarang Buang Sampah di Sini'.

Tak hanya itu, dari hasil temuannya, juga didapati tak sedikit pula hilangnya beberapa fasilitas pembuangan sampah. Seperti tutup sampah yang raib, dan puluhan guiding block di kawasan semi pedestrian Malioboro juga hilang. 

"Kesadaran membuang sampah pada tempatnya yang minim, lemahnya pengawasan saat momen-momen tertentu dan masih belum maksimalnya penegakan hukum menjadi penyebab sampah menumpuk dan berserakan," tutur dia.

Baca Juga:

Seharusnya Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sebelum memasuki musim libur panjang sudah membahas permasalahan sampah dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta bersama perangkat wilayah Kecamatan, Kelurahan dan komunitas PKL Malioboro, lanjutnya dapat segera melakukan pengambilan sampah dengan menambah jumlah personel dan fasilitas, misalnya truk pengambilan sampah.

"Sampah menumpuk selain menyebabkan bau tak sedap juga dapat menyebabkan penyakit apalagi saat ini memasuki musim penghujan," tutur dia.

Tak ketinggalan untuk memulai dipikirkan perlu adanya sanksi sosial bagi warga yang kedapatan membuang sampah sembarangan. "Tempat-tempat sampah perlu ditambah dan yang rusak perlu segera diperbaiki," ujar Kamba. []

Berita terkait
Sampah di Pelabuhan Lampulo Banda Aceh Dibersihkan
Petugas DLHK3 Banda Aceh membersihkan sampah apung di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh.
Mau Didenda Rp 50 Juta? Jangan Buang Sampah Sembarangan Dong!
Bikin banjir, belum lagi terkontaminasinya air berisiko penularan aneka penyakit, buang sampah sembarangan tidak elok dan bisa didenda Rp 50 juta.
Sampah Plastik Mencemari Habitat Pinguin di Ujung Dunia
Sampah plastik yang mencemari koloni pinguin di ujung selatan Argentina yang mengancam habitat pinguin
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.