Jakarta - Pakar virologi dr Fera Ibrahim mengemukakan faktor perubahan iklim bisa berperan dalam wabah virus yang terjadi beberapa tahun terakhir ini. Itu akibat dari terpaparnya manusia dengan hewan-hewan yang memiliki virus berbahaya.
"Kalau kaitan dengan climate change mungkin-mungkin saja karena terjadi perubahan di ekosistem mereka sendiri. Bahwa pekerjaan manusia juga yang tadinya tidak merambah daerah-daerah hutan, kita tidak terpapar hewan yang punya virus," kata spesialis mikrobiologi di RS Universitas Indonesia itu di Depok, Jawa Barat, Selasa, 4 Februari 2020, seperti diberitakan Antara.
Memang faktor lingkungan seperti sinar UV dan sebagainya bisa juga mempengaruhi materi genetiknya.
Kemungkinan zoonosis atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia meningkat karena semakin tingginya kontak manusia dengan hewan liar, seperti virus corona yang ada di kelelawar.
Beberapa outbreak terjadi dalam beberapa tahun terakhir, seperti SARS, MERS dan yang baru-baru ini muncul adalah 2019-nCov dengan episenter wabah di Wuhan, China.
Kata dr. Fera, faktor lingkungan juga bisa berpengaruh dengan bermutasinya virus corona baru yang biasa ditemukan di kelelawar hingga menginfeksi manusia.
"Memang faktor lingkungan seperti sinar UV dan sebagainya bisa juga mempengaruhi materi genetiknya dan secara spontan bermutasi itu ada," ucap dia.
Potensi muncul virus dan outbreak di Indonesia tetap ada, tetapi tergantung pada stabilitas virus yang berbeda satu dengan lainnya. []
Baca juga: