Jakarta - Minum vitamin C 1000 mg setiap hari akan mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan. Hal itu karena efek sampingnya dalam jangka panjang seperti mual, nyeri ulu hati, muntah, insomnia dan tidak bisa tidur.
Dokter spesialis Gizi Klinik, RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Diana Felicia Suganda mengatakan konsumsi vitamin C maksimal hanya boleh sebesar 250 mg dan itu berlaku untuk para perokok. Namun bila Anda sudah menjalani pola hidup sehat dan seimbang, maka tidak perlu minum suplemen vitamin C 1000 mg.
"Dari guava aja kalau mau, satu buah guava itu vitamin C-nya 126 mg, jeruk itu 69 mg, kiwi 166 mg. Cari saja buah-buahan yang berwarna merah dan orange," kata dokter Diana dalam bincang-bincang virtual, Rabu, 10 Juni 2020, seperti diberitakan Antara.
Kalau konsumsi gizi seimbangnya sudah cukup, enggak perlu tambah suplemen.
Berbeda dengan tenaga medis, mereka boleh mengonsumsi vitamin C yang memiliki dosis 500 mg hingga 1000 mg, tetapi tidak dikonsumsi setiap hari.
"Kalau tenaga kesehatan baru boleh asup vitamin C 500 mg-1000 mg tapi itu juga tidak setiap hari, harus diselang-seling. Karena itu tadi kebutuhan vitamin C kita hanya 90 mg-105 mg," ujar dokter Diana.
Kata dokter Diana, vitamin C memang berguna untuk menjaga daya tahan tubuh dalam kondisi pandemi virus Corona atau Covid-19 sekarang ini. Tetapi, kebutuhan vitamin C harian yang diperlukan manusia itu hanya 90 mg hingga 105 mg dan itu bisa didapatkan dari buah-buahan seperti kiwi, jambu biji, jeruk, dan lainnya.
"Sebenarnya harus kembali ke prinsip gizi seimbang, ada karbohidrat, protein dan lemak. Kalau konsumsi gizi seimbangnya sudah cukup, enggak perlu tambah suplemen. Kalau kurang baru boleh tapi tidak semua orang harus mendapat suplemen vitamin C 1000 mg," ucapnya. []
Baca juga:
