Daftar Kekayaan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo

Berhasil menduduki jabatan orang nomor satu di markas besar TNI, berikut harta kekayaan Gatot Nurmantyo.
Lima Jenderal yang dikenal dekat Tomy Winata. (Foto: unimelb.edu.au)

Jakarta - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo kembali menuai kontroversi. Kali ini ia menjadi perbincangan publik setelah mendapat penolakan atas kegiatan dekarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Surabaya pada Senin, 28 September 2020.

Sebelumnya, ia juga sempat melontarkan pernyataan pencopotan dirinya sebagai Panglima TNI pada Desember 2017 memiliki keterkaitan dengan kebijakannya mengeluarkan perintah menonton film G30S/PKI.

Namanya dikenal luas sejak menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD hingga kemudian menjadi Panglima TNI di puncak kariernya pada tahun 2015.

Baca juga: Sederet Kontroversi Gatot Nurmantyo

Berhasil menduduki jabatan orang nomor satu di markas besar TNI, berikut harta kekayaan Gatot Nurmantyo.

Dilansir dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Gatot Nurmantyo melaporkan harta kekayaannya pada tahun 2018 ketika akhir masa jabatannya sebagai panglima TNI. Ia memiliki total kekayaan sebesar Rp 26.683.257.860. Gatot melaporkan harta kekayaannya secara periodik dan terus mengalami kenaikan.

Ketika masih menjabat Gubernur Akmil pada tahun 2010, harta kekayaan Gatot sebesar Rp 7,19 miliar. Lima tahun kemudian, tahun 2015 ketika mengemban jabatan sebagai Kepala Staf TNI AD, aset yang dilaporkan naik menjadi Rp 13,9 miliar.

Harta kekayaan Gatot didominasi oleh aset properti senilai Rp 15,43 miliar. Ia tercatat memiliki 17 bidang tanah dan bangunan, terbanyak berada di Bogor dan Jakarta. Tanah lainnya tersebar di berbagai daerah, antara lain Solo, Klungkung, Depok, Sukabumi, dan Maluku Tengah.

Sementara harta kekayaan lain berupa kendaraan dan mesin, Gatot melaporkan kepemilikan atas tiga kendaraan roda empat, yaitu Toyota Harrier Jeep tahun 2001 dengan nilai Rp 120 juta, Toyota Alphard tahun 2006 senilai Rp 385 juta, dan Toyota Kijang tahun 1996 senilai Rp 40 juta.

Semua aset tanah dan bangunan serta kendaraan milik Gatot diklaim merupakan hasil sendiri alias bukan dari hasil warisan ataupun hibah. Selanjutnya, Gatot juga melaporkan kekayaan lain berupa harta bergerak lain senilai Rp 46 juta, kemudian kas dan setara kas dengan nilai cukup besar, yakni Rp 10,65 miliar. Gatot Nurmantyo tidak memiliki utang sama sekali.

Karier yang Moncer

Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 ini awalnya bercita-cita untuk menjadi arsitek. Namun karena kondisi keuangan keluarga yang tak memungkinkan ia memilih untuk mendaftarkan diri sebagai tentara.

Dalam penuturannya, nama yang disematkan oleh ayahnya merupakan inspirasi dari pahlawan kemerdekaan RI Jenderal Gatot Subroto yang namanya kini diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di Ibu kota Jakarta.

Usai lulus sekolah menengah, Gatot melanjutkan ke sekolah militer pada tahun 1982. Ia memulai kariernya di pasukan infantri baret hijau Kostrad. Banyak tugas berat yang diemban, mulai tugas penguasaan teritorial, pasukan, dan pendidikan di lingkungan Angkatan Darat.

Keberuntungan menyertai Gatot dengan melesatnya karier yang terus meroket. Namanya semakin terang setelah ditarik dari tugas di Papua ke Jakarta sebagai Kasdivif 2/Kostrad, lalu ke Dirlat Kodiklat. Luas wawasannya akan pendidikan dan pelatihan, ia ditempatkan sebagai orang nomor satu di Akademi Militer sebagai Gubernur Akmil pada tahun 2010.

Setahun menjadi gubernur Akmil, dia angkat menjadi Pangdam Brawijaya menggantikan Mayor Jenderal TNI Suwarno. Tak sampai setahun, dia kembali ditugaskan sebagai Dankodiklat TNI AD.

Baca juga: Profil Gatot Nurmantyo, Deklarator KAMI Diusir Arek Suroboyo

Pada tahun 2013, ia diangkat menjadi Pangkostrad menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir. Setahun kemudian, Gatot kembali mendapat promosi jabatan menjadi KSAD pada tahun 2014. Pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30.

Ketika kekuasaan beralih ke Presiden Joko Widodo, pada 2015 Gatot dipilih sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-16 menggantikan Jenderal TNI Moeldoko yang akan pensiun dari dinas ketentaraannya saat itu. []

Berita terkait
Tak Sama dengan SBY - Prabowo, Pernusa: Gatot ke Sarang Kadrun
Ketua Umum Pernusa, Norman menilai langkah Gatot Nurmantyo terjun ke dunia politik, tidak belajar dari keberhasilan SBY dan Prabowo Subianto.
Respon Gus Nur Kholis Penolakan Kegiatan KAMI dan Gatot
Langkah Polda Jatim membubarkan kegiatan KAMI di Surabaya yang dihadiri Gatot Nurmantyo di tengah pandemi Covid-19 mendapat apresiasi.
Masuk ke Dunia Politik, Gatot Terjebak Tipu Muslihat Kadrun?
Pernusa menilai mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo terjebak oleh tipu muslihat pihak-pihak yang kerap disebut sebagai Kadrun.