Curhat Pedagang Bendera Merah Putih di Aceh

Amrullah tampak sibuk merapikan bendera dan umbul-umbul merah putih di bahu jalan Teuku Nyak Arief, kawasan Peurada, Kota Banda Aceh, Aceh.
Depi Ropi menjual bendera di Jalan Panglima Nyak Makam, Lampineung, Kota Banda Aceh, Aceh, Senin, 10 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh – Amrullah tampak sibuk merapikan bendera dan umbul-umbul merah putih di bahu jalan Teuku Nyak Arief, kawasan Peurada, Kota Banda Aceh, Aceh, Senin, 10 Agustus 2020.

Sesekali matanya tajam melihat pengendara yang menepi ke sisi kiri jalan. Lalu, ia menyambutnya dengan senyuman. Berbagai macam dan motif bendera ditawarkan kepada pembeli.

Amrullah hanyalah sebagai pedagang musiman yang menjual bendera. Pria berusia 36 tahun ini hanya menjual bendera saat HUT RI akan tiba. Pekerjaan ini sudah dilakoni sejak 2016 silam.

Untuk tahun ini drastis meningkat tajam penurunannya, mencapai 75 persen, menurun tajam selama pandemi.

“Kami dari Medan khusus jual bendera, setiap akan 17 Agutus saya sengaja datang kemari untuk merayakan 17 Agustus,” ujar Amrullah saat ditemui Tagar, Senin, 10 Agustus 2020.

Amrullah bersama keluarga datang ke Aceh dengan menempuh jalur darat pada Minggu, 2 Agustus 2020 lalu. Keesokan harinya, ia mendirikan lapak penjualan bendera di kawasan Jalan Teuku Nyak Arief.

Pedagang Bendera di AcehAmrullah menjual bendera di Jalan Teuku Nyak Arief, Peurada, Kota Banda Aceh, Aceh, Senin, 10 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Selama penjualan bendera, Amrullah dan keluarga mengontrak sebuah rumah dengan durasi 1 bulan. Setelah perayaan HUT RI selesai, ia kembali ke Medan, Sumatera Utara.

Amrullah menjadikan Aceh sebagai lokasi penjualan bendera karena minat pembelinya tinggi. Hal ini seperti terlihat pada tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk tahun ini drastis meningkat tajam penurunannya, mencapai 75 persen, menurun tajam selama pandemi,” kata Amrullah.

Amrullah menuturkan, tahun lalu, setiap hari ia mampu menjual 50 bendera, bahkan lebih. Omzet dari penjualan ini pun mencapai jutaan rupiah. Namun, hal tersebut tak berlaku tahun ini.

“Tahun ini Alhamdulillah jugalah, walaupun kita tak seberapa, untuk di atas 10 bendera sudah dapat, umumnya barang kita ambil dari Bandung,” ujarnya.

Harga bendera yang dijual Amrullah cukup bervariasi, mulai Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, Rp 25 ribu hingga Rp 90 ribu. Adapun bendera yang paling banyak diburu adalah yang harga Rp 10 ribu dan Rp 90 ribu.

“Bervariasi ukuran benderanya. Paling diburu bendera untuk mobil dan rumah bendera ukuran Rp 90 ribu,” tutur Amrullah.

Hal yang sama juga dirasakan Depi Ropi, penjual bendera merah putih di Jalan Panglima Nyak Makam, Lampineung, Kota Banda Aceh. Selama pandemi Covid-19, daya jual bendera menurun 50 persen.

“Karena pandemi, penjualan menurun dari tahun kemarin mencapai 50 persen. Harapannya, walaupun di tenah pandemi ini pemasangan di rumah dan kantor harus meriah dan ditingkatkanlah,” kata dia. [PEN]

Berita terkait
Penjelasan BMKG Soal Awan Raksasa di Aceh Barat
Awan raksasa yang muncul di Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Aceh adalah awan Arcus atau disebut awan Tsunami.
1.000 Masker Merah Putih untuk Pengendara di Aceh
Ditlantas Polda Aceh mengerahkan 50 personel untuk melakukan pembagian 1.000 masker merah putih kepada pengguna jalan di Banda Aceh.
Gumpulan Awan Raksasa Hebohkan Warga Aceh Barat
Warga Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya, Aceh dihebohkan dengan kemunculan gumpalan awan hitam raksasa pada Senin, 10 Agustus 2020.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.