Cuaca di Sumbar Buruk, 6 Daerah Hentikan Proses Belajar

Cuaca buruk melanda Sumatera Barat akibat kabut asap kebakaran membuat beberapa wilayah meliburkan anak sekolahnya.
Kondisi kabut asa di Kabupaten Solok yang menyelimuti rumah warga. (Foto: Tagar/Riki Chandra)

Padang - Akibat bencana kabut asap yang melanda Sumbar sejak dua pekan terakhir, sejumlah daerah pun terpaksa menghentikan proses belajar mengajar siswa. Sedikitnya, ada enam daerah yang telah meliburkan siswa SD, SMP dan SMA sejak sepekan terakhir.

Masing-masing Kabupaten Dharmasraya, Sijunjung, Tanah Datar, Solok Selatan, Kota Sawahlunto dan Kota Solok. Para kepala daerah memilih meliburkan siswanya untuk meminimalisir kasus penyebaran Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Kabupaten Dharmasraya telah meliburkan siswa sejak tanggal 17 September hingga 19 September. Namun, karena kabut asap tidak juga reda, Bupati kembali memperjang masa libur hingga 21 September kemarin. Namun, jika Senin besok masih mengkhawatirkan, pihaknya akan kembali membuat pengumuman baru.

“Semula, pelajar diliburkan sampai hari Rabu. Tapi, karena kabut asap masih melanda, maka liburnya ditambah,” kata Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerjaan.

Sementara itu, Kabupaten Tanah Datar baru meliburkan siswa sejak Sabtu 21 September 2019 hingga Senin 23 September. Namun, jika kondisi kabut asap tetap memburuk, Pemkab setempat akan mengkaji untuk menambah libur pelajar.

Begitu juga Solok Selatan, baru meliburkan pelajar mulai Senin 23 September hingga 25 September. Hal ini mengingat kabut di daerah tersebut masih sangat pekat hingga hari ini.

Kondisi udara di Sumatera Barat (Sumbar) masih terpantau buruk. Hal diungkapkan Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Koto Tabang, Wan Dayantolis, Minggu 22 September 2019.

Dari pengukuran yang dilakukan BMKG stasiun Koto Tabang, udara di wilayah Sumbar terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran. Model satelit menunjukkan kondisi udara paling pekat karena kabut asap berada di perbukitan arah timur. Seperti Kota Padang Panjang, Bukittinggi, Sawahlunto hingga Payakumbuh.

Asap terpantau merata di seluruh wilayah Sumbar. Angin secara umum mengarah dari arah tenggara di mana masih banyak terlihat hotspot pada wilayah tenggara/timur di luar Sumbar.

Dayantolis mengatakan, udara di wilayah Sumbar berada di angka 221 mikrogram/m3. Nilai tersebut berada di atas baku mutu PM10 yaitu 150 ug/m3. Parameter Aerosol Optical Depth (AOD) masih menunjukkan nilai 1.6 yang berarti kondisi udara terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran.

"Kami mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan pada pagi hingga siang hari dan pada malam hari. Kondisi kualitas udara di Sumbar terpantau buruk," katanya.

Sembilan titik api terpantau di Sumbar. Ada lima di Dharmasraya, dua di Pesisir Selatan, satu di Mentawai dan satu titik di Solok Selatan

“Pengawas, kepala sekolah dan guru tetap menjalankan tugas seperti biasa dengan menyelesaikan administrasi media pembelajaran dan tugas lainnya,” kata Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria.

Sebelumnya, Pemprov Sumbar telah menjanjikan untuk menyiapkan lokasi pengungsian untuk warga Riau yang terdampak kebaran hutan dan lahan.

"Jika memang dibutuhkan lokasi pengungsian untuk warga Riau, kita Pemprov bersedia. Akan kita siapkan lokasi dan juga konsumsinya,” kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit. []

Baca juga:

Berita terkait
Tarif Ojol Meroket di Padang, Angkot Mulai Menggeliat
Sejumlah pengguna Ojek Online (Ojol) di kota Padang menggeluhkan kenaikan ongkos Ojol, kenaikannya tidak wajar.
Lelaki Tua di Padang Tewas Gantung Diri
Seorang lelaki tua ditemukan tewas tergantung di kawasan peladangan warga Nagari Koto Kaciak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat
Abrasi Ancam Objek Wisata Unggulan Padang
Obyek pariwisata Pantai Padang terancam karena abrasi. Begini kondisinya saat ini