Padang - Sejumlah wilayah Sumatera Barat (Sumbar) masih diguyur hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga deras. Cuaca buruk berupa hujan dan angin kencang ini sudah berlangsung sejak beberapa hari belakangan.
Beberapa daerah di bagian timur Sumbar mulai masuk musim hujan pada bulan Oktober ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman memprediksi, hingga beberaap hari ke depan, sejumlah wilayah Sumbar masih akan diguyur hujan. Masyarakat diimbau agar tetap waspada, terutama terhadap bencana banjir, longsor yang terus mengintai.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha mengatakan, berdasarkan data, hujan di Kota Padang berlangsung pada siang hingga pagi ini.
"Analisa kami, kondisi ini disebabkan pola belokan angin di daerah ekuator dan aliran udara basah. Hal itu ditandai dengan kelembaban udara yang tinggi di lapisan atas atmosfer mulai dari ketinggian 1.500 meter dpl," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 Oktober 2020.
Curah hujan berkisar antara 20 mm - 65 mm di beberapa titik di Kota Padang. Kategori hujan termasuk dalam intensitas sedang (20-50mm/hari) hingga lebat (50-100 mm/hari).
Kota Padang belum memasuki puncak hujan. Sebab, puncak hujan diperkirakan terjadi sekitar bulan November - Desember. Namun, intensitas dan peluang terjadinya hujan sudah kembali meningkat di awal hingga pertengahan Oktober.
"Beberapa daerah di bagian timur Sumbar mulai masuk musim hujan pada bulan Oktober ini," katanya.
Saat ini, kata Yudha, peluang hujan tinggi masih akan terus terjadi hingga pertengahan bulan Oktober. Intensitasnya akan kembali meningkat di akhir bulan Oktober dan awal November.
Kondisi ini merata di seluruh wilayah Sumbar. Namun, intensitas hujan paling tinggi masih di wilayah pesisir Sumbar. Seperti Pasaman Barat, Agam, Padang Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, kep. Mentawai, dan sekitarnya.
Kondisi hujan dapat disertai angin kencang yang terjadi beberapa waktu sebelum dan awal kedatangan hujan. Hal ini disebabkan pola intrusi udara basah atau pergerakan udara basah. Kecepatan angin dapat mencapai 15knot atau 25 km/jam.
Menurutnya, cuaca buruk tidak hanya terjadi di daratan. Namun juga dapat terjadi di lautan, yang menyebabkan timbulnya gelombang laut tinggi. []