Aceh Barat Daya - Dampak penyebaran virus corona (covid-19) menyentuh semua lapisan kehidupan masyarakat. Terutama pekerja harian seperti tukang ojek, buruh lepas, hingga sopir bus dan angkutan kota.
Kondisi ini juga dirasakan Muzakir, 25 tahun, sopir Mitsubishi L300 antar kota dan kabupaten. Bahkan, warga asal Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) itu harus merumahkan kernetnya dan kini sama-sama menganggur dengannya.
Kalau seperti ini bagaimana nabung untuk nikah. Kalau tidak dipakai apa yang mau dimakan.
Pahitnya lagi, pemuda Desa Mataie Kecamatan Blangpidie terpaksa menunda rencananya menabung untuk modal nikah dengan pujaan hatinya.
"Jadeh habeh yang kana (jadi habis yang sudah ada). Sudah sebulan ini saya menganggur, tiap hari hanya panasin dan servis moto mantong (servis mobil saja)," katanya, Minggu, 19 April 2020.
Saat ini, kata Muzakir, mobilnya bermerek Sabena yang berarti selalu ada, terpaksa ikutan mengganggur di rumah.
Dia mengaku modal untuk menikah yang mulai dikumpulkannya beberapa tahu belakangan terpaksa harus digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Termasuk untuk melunasi tunggakan kredit dalam jangka waktu yang tidak pasti.
"Kalau seperti ini bagaimana nabung untuk nikah. Kalau tidak dipakai apa yang mau dimakan, belum lagi kredit jatuh tempo tiap bulan di tanggal 20," katanya.
Muzakir berencana ingin meminang kekasih hatinya sekitar satu hingga dua tahun ke depan terpaksa menunda sejumlah persiapan, seraya berdoa agar wabah corona cepat berlalu dan semua kembali normal seperti sediakala.
"Rencana paling telat tahun 2022, tergantung rezeki juga, katanya.
Menurutnya, persoalan ini juga dirasakan seluruh sopir yang ada ada di Kabupaten Abdya. Kondisi dirasakan sejak keluarnya imbauan pemerintah untuk di rumah saja demi memutus rantai penyebaran corona.
"Bukan saya saja, semua sopir. Ini tentu musibah, kita tidak menyalahkan siapa-siapa," katanya.
Sebelum pandemi covid-19, mobilnya tidak pernah sepi penumpang dari Kabupaten Aceh Barat Daya ke Aceh Singkil. Dalam sehari, dia bisa menyisihkan sedikit uang untuk menabung, bahkan hingga ratusan ribu.
"Sekarang benar-benar sepi. Kalau pun ada, itu hanya penumpang pesanan atau dihubungi langsung dan jumlahnya sedikit rugi kalau dipaksakan," katanya.
Biasanya, kata Muzakir, sopir di Abdya panen rezeki jelang ramadan hingga Idul Fitri. Namun, pandemin covid-19 merubah segalanya. "Semoga virus ini cepat berlalu," tuturnya. []