Banyumas - Bupati Banyumas Achmad Husein berencana melibatkan perajin ciu di Desa Wlahar dan Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, untuk mengatasi kelangkaan alkohol. Alkohol tersebut nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer.
"Daripada untuk mabuk-mabukan lebih baik dimanfaatkan untuk keperluan medis, salah satunya hand sanitizer," tutur Husein, Jumat, 20 Maret 2020.
Sejak merebaknya virus corona persediaan hand sanitizer dan alkohol semakin langka. Sebab banyak masyarakat yang membutuhkan untuk mencegah penularan coronavirus disease 2019 atau Covid-19. "Banyumas punya sentra produksi alkohol jadi tidak khawatir kekurangan," ujar dia.
Bupati Husein mengaku sudah berkomunikasi dengan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan (Puspitek) di Tangerang Selatan untuk memesan alat yang bisa menaikkan kadar alkohol dalam ciu. Sebab untuk membuat cairan pembersih tangan dibutuhkan kadar alkohol cukup tinggi, mencapai 70-80 %. Sementara kadar alkohol di ciu baru mencapai sekitar 20-40 %.
"Alatnya ada di Puspitek, saya sudah memesannya," kata dia.
Salah satu apoteker di Banyumas, Yoga Bagus Wicaksana membenarkan ketersediaan masker dan hand sanitizer makin menipis sejak corona. Sebab banyak masyarakat yg mencari dua alat kesehatan itu.
"Saat ini, apotek juga sulit mendapatkan alkohol. Jika ciu dari Wlahar bisa ditingkatkan grade-nya hal itu sangat baik karena bisa membantu medis," tutur dia.
Kepala Desa Wlahar Narsim mengungkapkan ciu produksi desanya saat ini hanya berkadar alkohol sekitar 40 persen. Jika harus dibuat untuk kepentingan medis maka, kadar alkohol harus dinaikkan menjadi 80-90 %.
"Ini masih butuh proses lagi, jika kadarnya dinaikkan biaya operasional bertambah. Selain itu juga butuh alat tambahan," ujarnya.
Narsim berharap ada fasilitasi dari pemerintah agar usaha ciu di Banyumas, dengan jumlah perajin sekitar 550 orang, bisa mendapat perizinan. Selama ini, produksi ciu Banyumas di kirim ke berbagai daerah untuk ragam kebutuhan
Produksi Ciu saat ini dikirim ke berbagai daerah, mulai seputaran Banyumas, kemudian Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, Kebumen hingga Jakarta. Utamanya untuk bahan pembuatan minyak pijat urut.
Di Banyumas sendiri, produk ciu dikenalkan melalui Festival Rwanda Bojana di Desa Cikakak. Dalam momentum tersebut ciu dikenalkan sebagai Husada Tirta Brahma, punya manfaat di pengobatan tradisional. []
Baca juga:
- Social Distancing Covid-19 ala KAI Daop 5 Purwokerto
- Dampak Corona, Hotel di Banyumas Rumahkan Karyawan
- Opsi Lockdown Corona: Seluruh Daerah dan 37 Hari