Cintai Fauna dan Sayangi Bumi Sumatera Barat

Kegiatan konservasi-edukasi penyu di Pesisir Selatan, Sumatera Barat digagas Laskar Turtle Camp. Selain itu, pengunjung diajak menanam mangrove.
Ilustrasi Seekor penyu berenang kembali ke laut setelah direhabilitasi oleh Sea Turtle Rescue Center. (Foto: Reuters/Umit Bektas).

Pesisir Selatan - Konservasi fauna Penyu digagas Laskar Turtle Camp Ampiang Parak di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) yang menyajikan tiga paket wisata edukasi. 

Ketua Laskar Turtle Camp Haridman menerangkan, paket wisata pertama yang ia tawarkan adalah edukasi tentang penyu yang kiranya akan memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang pelestarian kura-kura laut.

"Ini merupakan terobosan baru dari Laskar Turtle Camp, dengan harapan jadi daya tarik tersendiri," tutur Haridman kepada Tagar di Painan, Jumat, 16 Agustus 2019.

Nantinya, kata dia, pemandu akan memperlihatkan pengunjung mulai dari telur penyu, anak penyu (tukik) dan berbagai jenis penyu sesuai dengan tingkatan usia. 

Setelah itu akan diberikan pemahaman mengenai tata cara merawat dan melestarikan hewan yang dilindungi itu.

Sebab, saat ini kesadaran masyarakat tentang pelestarian penyu masih minim. Buktinya, ujar Haridman, telur penyu terus diperjualbelikan secara masif demi menebalkan kocek pribadi.

Pelestarian PenyuKetua Konservasi Penyu Laskar Turtle Camp Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, Haridman di penangkaran penyu, Jumat 16 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Teddy Setiawan).

"Sementara penindakan terlihat minim," ucapnya.

Kedua, pemandu akan memberikan edukasi tanggap darurat bencana bagi keluarga. Pembelajaran akan lebih difokuskan kepada anak-anak yang akan diarahkan bagaimana cara penyelamatan diri apabila terjadi bencana.

Laskar Turtle Camp mengajak pengunjung untuk melihat dan mencoba bagaimana tata cara menanam dan memelihara mangrove.

“Tim pemandu telah menyiapkan beberapa materi dan trik menghadapi banjir, gempa bumi, dan tsunami, sehingga anak siap menghadapi jika terjadi bencana,” kata dia.

Pelatihan tanggap darurat bencana sejak dini, menurut Haridman sangat perlu dilakukan. Mengingat letak geografis Pesisir Selatan berada di pesisir pantai dan Bukit Barisan.

"Kami memberikan pengetahuan sambil bermain bersama anak. Sudah banyak kelompok bermain yang ikut. Para orang tua anak terlihat sangat senang, " tutur dia.

Kemudian yang ketiga, edukasi pelestarian mangrove. Perlu diketahui, tumbuhan bakau mampu mencegah abrasi pantai dan meminimalisir dampak tsunami.

“Laskar Turtle Camp mengajak pengunjung untuk melihat dan mencoba bagaimana tata cara menanam dan memelihara mangrove secara langsung,” kata dia.

Pengelola telah menyiapkan bibit, sarana dan prasarananya. "Jadi, menambah khazanah pariwisata. Kami berharap dapat berkontribusi terhadap kunjungan wisata," ujar Haridman.

Wendi, salah seorang pengunjung Konservasi Penyu Ampiang Karapak mengaku sangat menikmati wisata edukasi di Pesisir Selatan, Sumbar. Sebab, tidak hanya sekadar berwisata, di sisi lain pelancong dapat menggali pengetahuan baru yang sebelumnya belum didapat.

Menurut dia, salah satu destinasi wisata konservasi seperti ini sangat langka. "Bagi pengelola, ini harus terus ditingkatkan," ujar Asisten III Pemkab Pessel itu.[] 

Baca juga: Penyu Hijau Mati dengan Kondisi Membusuk di Kulon Progo

Berita terkait
Penyu Ditemukan Mati di Pantai Congot Kulon Progo
Dalam kurun waktu delapan hari, dua ekor penyu ditemukan mati di Kulonprogo, DIY. Pertama pada 4 Agustus dan kini pada Senin 12 Agustus 2019.
Penemuan Penyu Mati di Kulon Progo Bukan Hal Baru
Pokmaswas Wanatirta mengungkapkan penemuan penyu mati dan telur di Kulon Progo bukan hal baru.
Bermain dengan Penyu Hijau di Tanjung Waka
Mengunjungi Objek Wisata Tanjung Waka di Maluku Utara seperti mengunjungi rumah penyu hijau.
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).