Bermain dengan Penyu Hijau di Tanjung Waka

Mengunjungi Objek Wisata Tanjung Waka di Maluku Utara seperti mengunjungi rumah penyu hijau.
Mengunjungi Objek Wisata Tanjung Waka di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. (Foto: Istimewa)

Maluku, (Tagar 3/3/2019) - Mengunjungi Objek Wisata Tanjung Waka di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara seperti mengunjungi rumah penyu hijau, karena bisa menemui populasi satwa dilindungi itu yang bisa dijumpai.

Untuk menyaksikan penyu hijau (Chelonia mydas) di Tanjung Waka sangat mudah, cukup menunggu di pantai. Setiap malam ratusan satwa penyu akan muncul untuk bertelur atau sekadar bermain dengan deburan ombak.

Banyaknya populasi penyu hijau di sekitar perairan Objek Wisata Tanjung Waka, karena lingkungannya bebas polusi, arusnya tenang, dan banyak menyediakan sumber makanan.

Hamparan pasir putih sepanjang sekitar tujuh kilometer, membuat penyu hijau betah tinggal di perairan sekitarnya, karena tidak perlu jauh mencari hamparan pasir untuk bertelur.

Perilaku masyarakat setempat sejak dahulu tidak suka menangkap penyu, ikut memberi kontribusi terhadap banyaknya populasi penyu hijau di perairan Objek Wisata Tanjung Waka.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Muhammad Hamid, mengaku dahulu ada warga mengambil telur penyu hijau di Pantai Tanjung Waka, tetapi sekarang tidak lagi, setelah ada sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian satwa itu dengan tidak mengambil telurnya untuk dikonsumsi atau kebutuhan lain.

Masyarakat wilayah itu kini sangat proaktif menjaga kelestarian penyu hijau, tidak saja terhadap keberadaan satwa itu, tetapi juga terhadap lingkungan habibatnya.

Manfaat menjaga kelestarian penyu hijau di kawasan itu, kini mulai dirasakan masyarakat. Karena semakin banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri yang berkunjung untuk menyaksikan penyu hijau.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung itu otomatis memberi kontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, seperti penyewaan rumah sebagai homestay, usaha transportasi, serta penjualan berbagai kuliner dan cendera mata.

Wisata bawah lautnya tidak kalah memukau, baik dari segi keragaman terumbu karang maupun jenis ikan, bahkan tidak jarang ditemukan sejumlah jenis ikan langka.

Keindahan bawah laut yang tidak kalah dengan Raja Ampat, Papua Barat dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara yang selama ini dikenal sebagai objek wisata bawah laut terbaik di Indonesia.

Kondisi terumbu karang masih bagus, karena masyarakat setempat ikut menjaga kelestarian. Mereka tidak menangkap ikan menggunakan bahan peledak, atau zat kimia yang menjadi penyebab utama rusaknya terumbu karang.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kepulauan Sula Muhammad Drakel mengatakan, pihaknya terus membenahi berbagai infrastruktur di Objek Wisata Tanjung Waka untuk menjamin kenyamanan wisatawan yang berkunjung.

Jalan sepanjang 48 kilometer dari Sanana, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sula menuju Objek Wisata Tanjung Waka terus dibenahi dan pada 2019 diupayakan seluruhnya sudah diaspal.

Pemkab juga mengupayakan penyediaan jaringan internet di objek wisata itu, karena salah satu keluhan wisatawan saat berkunjung ke tempat itu adalah belum tersedianya jaringan internet, terutama untuk kebutuhan pemanfaatan media sosial.

Untuk menguatkan promosi Objek Wisata Tanjung Waka, Pemkab Kepulauan Sula mulai 2018 menggelar Festival Tanjung Waka dan sudah diprogramkan menjadi kegiatan tahunan serta masuk dalam kalender kegiatan pariwisata nasional.

Mengutip Antara, Muhammad Drakel mengakui akses transportasi dari dan ke Kepulauan Sula belum sebaik jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Malut, namun demikian wisawatan yang ingin ke tempat itu tidak terlalu sulit.

Ada dua jalur yang bisa digunakan wisatawan untuk sampai ke Kepulauan Sula, yakni melalui jalur transportasi udara dari Ternate ke Sanana dua kali seminggu atau menggunakan transportasi kapal laut dari Ternate tiga kali seminggu.

Khusus untuk menjangkau Objek Wisata Tanjung Waka dari Sanana tidak sulit karena tersedia angkutan umum atau angkutan sewa yang cukup murah, demikian pula untuk akomodasi sudah tersedia hotel dan homestay.

Mengunjungi Objek Wisata Tanjung Waka tidak disarankan pada Juni hingga September karena pada kurun waktu itu biasanya cuaca di perairan setempat kurang bersahabat, sehingga kurang aman untuk melakukan penyelaman.

Masih banyak lagi objek wisata menarik lainnya yang dinikmati di Kepulauan Sula, seperti Objek Wisata Pulau Kucing dan Pulau Lifumatola yang perairannya banyak ditemukan lumba-lumba serta sejumlah objek wisata alam berupa air terjun dan panorama gunung. []

Berita terkait
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya