Jakarta – China dengan berani mengutuk Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris dan Uni Eropa setelah negara-negara itu mengumumkan sanksi terhadap individu dan entitas China dengan alasan masalah hak asasi manusia (HAM) yang terkait dengan minoritas Uighur di Xinjiang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, hari Selasa, 23 Maret 2021, menyebut tindakan negara-negara itu sebagai "pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan kepentingan keamanan China."
"Kami tidak khawatir sama sekali. Ini karena gabungan penduduk AS, Inggris Raya, dan Kanada hanya 5,7% dari populasi dunia,” kata Hua. Dan bersama dengan semua penduduk Uni Eropa pun, masih menurut Hua, mereka berjumlah sekitar 11 % dari populasi dunia. Sedangkan penduduk China adalah seperlima dari jumlah populasi dunia. “Suara dari beberapa negara ini tidak mewakili opini publik internasional. Mereka tidak berhak dan tidak punya posisi untuk mewakili komunitas internasional," ujar Hua.
Hua juga mengecam negara-negara itu karena mengaku sebagai hakim-hakim hak asasi manusia dan bertindak sebagai pemberi kuliah HAM, sementara mempunyai "catatan HAM yang menyedihkan" sendiri.
Ketika ditanya tentang apakah China khawatir karena ini pertama kalinya beberapa negara barat menjatuhkan sanksi bersama-sama terhadap China, ia mengatakan China "tidak khawatir sama sekali."
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki (Foto: voaindonesia.com/AP).
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan, "Jelas, ini adalah reaksi terhadap apa yang kami rasakan sebagai pelanggaran HAM yang serius.” Orang Eropa jelas merasakan hal itu juga terhadap anggota kelompok etnis dan agama minoritas Xinjiang.
Lebih lanjut Psaki mengatakan bahwa tidak ada yang bisa mengubah keprihatinan kami terkait itu. “Dan kami mengambil tindakan seperti yang Anda amati, dalam persatuan dengan Inggris, Kanada, dan Uni Eropa, yang juga bertindak melawan pelanggar HAM terkait dengan kekejaman," ujar Psaki.
Selanjutnya Psaki menambahkan, "Anda tahu, ini menunjukkan tekad kami yang berkelanjutan untuk bekerja secara multilateral, guna memajukan dukungan terhadap HAM. Kami tetap mempunyai keprihatinan besar tentang kejahatan China terhadap kemanusiaan dan genosida terhadap orang Uighur di Xinjiang.” Namun, Psaki mengakut tidak bisa memperkirakan apapun tentang sanksi pada masa depan. Yang jelas, menurut Psaki, hal itu adalah masalah yang diangkat dalam pertemuan pekan lalu dan juga masalah yang diangkat oleh presiden dalam percakapannya dengan Presiden Xi beberapa minggu lalu."

Sedangkan terkait denngan masalah membangun hubungan China-Uni Eropa, Hua mengatakan China menyambut kerja sama dan tidak menyetujui konfrontasi, serta memperingatkan UE untuk tidak menyabotase hubungan bilateral.
Hua juga menegaskan, negara mana pun yang mencampuri urusan dalam negeri China berdasarkan rumor dan kebohongan, serta merusak kepentingan dan martabat China, akan menghadapi tanggapan tegas dari China (ps/lt)/voaindonesia.com. []