Cerita Nenek Hidup Sendiri di Gubuk Tengah Sawah Gunungkidul

Potret kemiskinan di Yogyakarta. Nenek hidup sebatang kara di gubuk tengah sawah di Gunungkidul. Kehidupannya tidak layak.
Gubuk yang ditempati Paniyem di tengah sawah di Sampang, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Gunungkidul - Namanya Paniyem, usia 80 tahun. Hidup sebatang kara di gubuk di tengah sawah yang berada di RT 03/06 Padukuhan Sidomulyo Kalurahan Sampang, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Suaminya sudah meninggal. Anaknya sudah tidak bersamanya.

Ya, perempuan yang lahir pada 20 Juli 1941 ini hidup di gubuk, karena saking tidak layak untuk disebut rumah. Ukurannya sangat kecil, beralas tanah dan bersisi kayu dan anyaman bambu. Kondisinya juga sudah reyot. Lokasi gubuk yang ditempati Paniyem ini, selain berada di tengah sawah, juga dari permukiman penduduk.

Baca Juga:

Usia yang sudah tua tidak memungkinkan bekerja. Selama ini Paniyem menganggur. Selama ini pula ada warga setempat yang berbaik hati memberinya kebutuhan makan sehari-hari.

Kondisi mbah Paniyem dengan gubuk reyotnya ini terekspose di media sosial. Adalah Founder Yogyakarta Berbagi Ririn Hariany yang mengunggah di sejumlah grup Facebook dan mengajak untuk berbagi.

"Mohon doa restunya lur....dan silahkan bantu share agar banyak yg peduli dg Mbah....Dalam waktu dekat saya akan bedah rumah Mbah yg hidup sebatang kara di sebuah rumah di tengah sawah jauh dr pemukiman warga yg berukuran sangat kecil dan kurang begitu layak untuk ditempati.

Gubuk GunungkidulPaniyem, 80 tahun, tinggal sebatang kara di gubuk di tengah sawah di Sampang, Kapanewon Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Bagi sedulur yg memiliki kayu atau bambu, sisa genteng, atau mau membantu material lainnya saya persilahkan bisa dikirimkan langsung ke alamat Mbah atau bisa di ambil oleh para relawan selain itu jika ingin berikan sedikit sembako untuk Mbah juga akan sangat membantu Mbah maturnuwun.

Yang bantu up dan share semoga selalu diberikan rezeki yang cukup dan penuh keberkahan aamiin," demikian narasi postingan Ririn Hariany yang dibubuhi beberapa foto kondisi gubuk Paniyem yang reyot.

Ririn mengaku terketuk hati untuk membantu kondisi Paniyem termasuk gubuk yang ditempatinya. "Mbah Paniyem hidup sebatang kara di sebuah gubuk tua di tengah sawah yang jauh dari pemukiman warga. Selama ini yang memberi kebutuhan makan adalah salah satu warga dan pak Dukuh Sidomulyo Sampang Gedangsari Gunungkidul," katanya saat dikonfirasi Tagar, Selasa, 2 Februari 2021 petang.

Anaknya jauh tidak di situ dan sudah memasrahkan ke pak dukuh dan warga.

Pendiri komunitas Yogyakarta Berbagi ini mengungkapkan, selama ini kondisi Paniyem berasal dari belas kasihan dari warga sekitar. Suaminya sudah meninggal." Anaknya jauh tidak di situ dan sudah memasrahkan ke pak dukuh dan warga," kata Ririn.

Baca Juga:

Ririn mengatakan, rencananya pada Kamis, 4 Februari 2021 Komunitas Yogyakarta Berbagi akan melakukan bedah rumah milik Paniyem. Bedahh rumah ini bersinergi dengan Forum Jogja Rembug (FJR) Macan Kumbang Gedangsari dengan Korlap Anton Sujarwo dan Korwil Marwanto. "Untuk bedah biayanya berasal dari donatur dan anggota relawan sebagai tim tenaga," kata dia. []

Berita terkait
Nenek Bersepeda Meninggal Terserempet Truk di Kulon Progo
Nenek asal Nomporejo, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta, meninggal setelah sepeda yang dikayuhnya terserempet truk di JJLS Kranggan, Galur.
Nenek Naik Sepeda Ditabrak Mobil dari Belakang di Bantul
Seorang nenak yang sedang naik sepeda ditabrak mobil dari belakang di Bantul, Yogyakarta. Si nenek dilarikan ke rumah sakit karena luka berat.
Nenek Terpeleset Saat Ada Kebakaran di Rumahnya di Sleman
Seorang nenek terpeleset saat menyelamatkan diri saat terjadi kebakaran di rumahnya di Sleman, Yogyakarta. Dia terpeleset dan jatuh.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.