Ketua DPR Puan Maharani hadir dalam forum Parlemen G20 yang diselenggarakan di Brasil. Dalam forum tersebut, Puan menyoroti isu kelaparan yang semakin parah akibat perang dan konflik di berbagai belahan dunia.
Ia menyampaikan apresiasi kepada tuan rumah, Presiden Kamar Deputi dan Presiden Senat Federal Brasil, atas keramahtamahan yang diberikan kepada dirinya dan delegasi DPR RI.
Puan ditunjuk sebagai pembicara pertama dalam sesi bertajuk "Kontribusi Parlemen Terhadap Perang Melawan Kelaparan, Kemiskinan, dan Ketimpangan".
Ia menekankan bahwa situasi saat ini, ditandai dengan ketegangan geopolitik dan konflik yang meningkat, telah berdampak signifikan pada krisis global. Menurut Puan, hampir 700 juta orang atau 8,5 persen populasi global masih hidup dalam kemiskinan ekstrem, dampak dari pandemi COVID-19, perubahan iklim, dan konflik di berbagai negara.
Ketua DPP PDIP ini mengungkapkan bahwa pengeluaran militer global mencapai US$ 2,4 triliun pada tahun 2023, atau setara dengan 2,3 persen PDB global.
Puan berpendapat bahwa jika 50 persen dari pengeluaran militer tersebut dialihkan, dampaknya akan sangat positif bagi masyarakat yang mengalami kelaparan.
"Kita akan memiliki dunia yang berbeda, di mana agenda dunia bebas dari kemiskinan dan kelaparan dapat tercapai pada tahun 2030," tegasnya.
Puan juga menekankan pentingnya forum P20 dalam mendorong perdamaian dan menurunkan ketegangan geopolitik. Ia berharap para pemimpin politik dapat mempengaruhi pemerintah masing-masing untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara damai.
"Kita semua adalah pemimpin politik di negara kita yang dapat membuat perbedaan. Kita dapat mempengaruhi pemerintah di negara kita masing-masing, termasuk mempengaruhi penyelesaian perselisihan dan perbedaan kita dengan cara damai," papar Puan.
Tak hanya itu, Puan juga mendorong perdamaian dalam konflik yang terjadi di Gaza dan Ukraina. Ia meminta negara-negara G20 untuk menyerukan perdamaian dan berupaya mewujudkan solusi dua negara.
"Perang dan konflik bukannya tidak bisa dihindari. Melainkan ini adalah masalah keputusan politik, apakah kita ingin berperang atau berdamai," ujar Puan.