Cegah Pelanggaran Pesantren di Aceh Diawasi Pemerintah

Pemprov Banda Aceh akan mengawasi semua pondok pesantren di Aceh agar tidak melakukan pelanggaran.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny menyatakan pelanggaran di pondok pesantren atau dayah masih sangat sedikit. Hal itu disampaikan pada peringatan Hari Santri, Kamis 24 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Pondok pesantren atau dayah di Provinsi Aceh mendapat pengawasan yang ketat agar tidak terjadi pelanggaran. Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El Madny menyebutkan pengawasan harus dilakukan karena dayah merupakan lembaga pendidikan moral. 

Pelanggaran tentu masih saja terjadi, Hanya pelanggaran di pondok pesantren terhitung sangat kecil, terutama bila dibandingkan dengan sekolah umum.

Menurut Usamah meski pelanggaran yang terjadi di dayah sangat kecil, namun hal itu cepat berkembang. Ibaratnya peristiwa itu bisa menjadi viral. Ini tidak terlepas dari posisi dayah yang merupakan lembaga pendidikan moral. 

"Adanya pelanggaran itu terjadi di semua lembaga pendidikan. Bahkan itu terjadi sudah sejak dulu. Sejak zaman Romawi kuno," kata Usamah usai peringatan Hari Santri di Banda Aceh, Aceh, Kamis 24 Oktober 2019.

"Hanya, kenapa satu atau dua kasus di dayah bisa cepat menjadi viral? Ini karena dayah adalah lembaga pendidikan moral," ujar Usamah lagi.

Menurut Usamah, pelanggaran-pelanggaran di pondok pesantren sesungguhnya tidak boleh dipukul rata bahwa itu banyak terjadi di dayah. Pasalnya jika dihitung jumlah pelanggaran sangat sedikit daripada sekolah umum.

Jika terjadi pelanggaran kita memberi sanksi-sanki administrasi, teguran-teguran dan melakukan koordinasi dengan pimpinan dayah agar ini tidak terulang

Meski demikian bukan berarti pondok pesantren tak perlu adanya pengawasan. Menurut dia, Dinas Pendidikan Dayah justru akan terus berada dalam pengawasan agar tidak terjadinya penyelewengan.

Salah satu langkah yang dilakukan adalah memisahkan santri laki-laki dengan perempuan saat proses belajar. Menurut Usamah, saat ini ada 16.200 santri Aceh yang sudah terdata.

"Di dayah, laki-laki dan perempuan selalu dipisah sehingga kasus pelanggaran sangat sedikit terjadi. Di tempat lain, mereka tidak dipisahkan sehingga memungkinkan terjadi (pelanggaran)," kata Usamah.

"Jika terjadi pelanggaran kami memberi sanksi administrasi, teguran dan melakukan koordinasi dengan pimpinan dayah agar ini tidak terulang," ujar dia melanjutkan.

Peringatan Hari Santri 2019 di Aceh dihadiri tidak kurang 5000 santri dari berbagai pondok pesantren. Peringatan dipusatkan di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh.

Upacara itu sendiri dimulai pada pukul 09.00 WIB dan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bertindak sebagai inspektur upacara.

Dalam kesempatan itu, Nova Iriansyah menjelaskan, santri mempunyai peran penting dalam merawat perdamaian di provinsi Serambi Mekkah. Santri dan dayah juga diajak untuk bersinergi dalam merawat pelaksanaan syariat Islam di Aceh.

“Sesuai dengan tema nasional peringatan Hari Santri 2019 yaitu Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia, karena itu santri di Aceh didorong untuk merawat perdamaian di daerah kita ini,” katanya. []

Baca juga:

Berita terkait
Fachrul Razi Sebagai Menteri Agama Membanggakan Aceh
Menurut Daud Pakeh, meski Fachrul Razi berasal dari militer, bukan berarti ia tak mengerti cara memimpin di Kementerian Agama.
587 Jiwa Terdampak Banjir di Aceh Singkil
Sebanyak 587 jiwa atau 172 kepala keluarga (KK) di Aceh Singkil, Provinsi Aceh menjadi korban banjir akibat hujan deras selama empat hari terakhir.
Selain Berwisata, Banyak Warga Aceh Berobat di Malaysia
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin menuturkan warga Aceh ke Malaysia bukan hanya berwisata, namun juga berobat.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.