Catat, 13 Oktober Siang di Yogyakarta Tanpa Bayangan

Suku udara terpanas di Yogyakarta akan terjadi sepekan lagi, yakni pada 13 Oktober 2019. Saat itu matahari tepat berada lurus di atas kepala.
Pada 13 Oktober 2019 pukul 11.24 WIB, matahari tepat di atas Yogyakarta. Pada saat itu tidak muncul bayangan. Stasiun Klimatologi Yogyakarta menyebutnya Hari Tanpa Bayangan. (Foto: Dok. Stasiun Klimatologi Yogyakarta)

Yogyakarta - Hasil pantauan rata-rata suhu udara maksimum di Yogyakarta di siang hari berkisar antara 31-32 derajat celcius. Suhu udara terpanas di Yogyakarta akan terjadi sepekan lagi, yakni Minggu 13 Oktober 2019.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Yogyakarta
Etik Setyaningrum menjelaskan, pada bulan Maret dan September, sering disebut equinox. Artinya matahari tepat berada di garis khatulistiwa.

Equinox terjadi setahun dua kali yaitu pada 21-23 September dan 21-23 Maret. Pada saat itu matahari tepat berada di garis khatulistiwa.

Etik mengatakan, untuk wilayah Yogyakarta yang berada di selatan equator, kulminasi matahari akan terjadi diperkirakan pada 13 Oktober 2019 pukul 11.24 WIB. Kondisi ini biasa disebut hari tanpa bayangan.

"Karena saat itu posisi matahari tegak lurus tepat di atas wilayah Yogyakarta. Maka bila kita berada di luar, seakan tidak ada bayangan yang muncul," kata Etik.

Menurut dia, kondisi iklim yang biasa terjadi di periode kulminasi matahari ini umumnya suhu udara terasa lebih panas. Suhu rata-rata saat ini di Yogyakarta berkisar 31-32 derajat celcius. Sedangkan pada saat hari tanpa bayangan, suhu udara bakal meningkat.

Sebagai gambaran pada 2018 lalu, suhu maksimum di Yogyakarta terjadi pada Oktober dengan suhu 34,8 derajat celsius. "Suhu maksimum yang pernah terjadi mencapai 35,6 derajat celsius," ujar Etik.

Dia mengatakan, kondisi cuaca panas seperti ini lazim terjadi di September -Oktober mengingat posisi semu matahari berada di kisaran wilayah Yogyakarta. "Pada bulan-bulan tersebut masih masuk periode musim kemarau," ungkapnya.

Sementara itu, sejumlah warga di Yogyakarta merasakan cuaca panas dalam beberapa hari terakhir. Pada pukul 09.00 WIB suhu udara sudah terasa panas. Pada malam hari pun terasa gerah.

Amin Syaifullah, 45, warga Werdomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman mengatakan, suhu panas tidak seperti hari-hari biasanya. "Malam pun terasa gerah, tidur malam pun berkeringat," kata dia.

Padahal, kata dia, rumahnya berada di daerah utara Yogyakarta, yang dekat dengan Gunung Merapi. "Wilayah atas (Yogyakarta bagian utara) kan biasanya adem, akhir-akhir ini gerah," tuturnya.

Senada diungkapkan Heri Susanto, 40, warga Dlingo, Kabupaten Bantul. Dia merasa gerah dan selalu berhasrat mandi berkali-kali untuk menghilangkan rasa gerah.

"Jadi ingin sering mandi di siang hari saking panasnya cuaca. Tapi sayangnya harus berhemat air, karena sumur sudah kering akibat kemarau panjang," kata Heri. []

Baca juga:

Berita terkait
Pinus Pengger dan 4 Wisata Instagramable di Yogyakarta
Pinus Pengger salah satu wisata Yogyakarta yang sedang hits di jejaring sosial. Selain itu ada beberapa wisata menarik lainnya.
Dukungan Melengserkan Ketua Golkar Yogyakarta Menguat
Aspirasi untuk melengserkan Ketua Partai Golkar Yogyakarta Haryadi Suyuti, semakin banyak mendapat dukungan.
Golkar Yogyakarta Gelar Syukuran Bamsoet Mundur Caketum
Itu memberi peluang besar bagi Airlangga Hartarto untuk kembali memimpin partai berlambang pohon beringin lima tahun ke depan.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.