Cara Sinergi Pengembangan Pariwisata di Yogyakarta

Program SIWIGNYO (Sinergi Wisata Ngayogyakarta) diluncurkan untuk menggairahkan pariwisata di Yogyakarta. Seperti apa bentuknya?
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo dan sejumlah pembicara secara bersama sama memecet tombol sebagai simbolisasi dibukanya Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata ‘Sinergi Pengembangan Pariwisata DIY di Hotel Tentrem Yogyakarta, Senin, 28 September 2020. (Foto: Tagar/Humas BI DIY)

Yogyakarta - Pariwisata merupakan salah satu engine of growth perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Industri pariwisata dan penunjang pariwisata memiliki kontribusi 55,37 persen terhadap perekonomian di provinsi ini. 

Penurunan drastis pada sektor pariwisata selama masa pandemi pun berdampak secara signifikan kepada perekonomian DIY terutama sektor yang terhubung langsung dengan pariwisata seperti perhotelan, industri kuliner, transportasi, perdagangan, destinasi wisata, serta konsumsi rumah tangga.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY Hilman Tisnawan mengatakan, guna mendorong percepatan pemulihan pariwisata DIY dan adaptasi menuju kebiasaan baru, sinergi program lintas stakeholder telah dilakukan melalui Program SIWIGNYO (Sinergi Wisata Ngayogyakarta). "Meski pandemi melanda, semua pihak tetap produktif mempersiapkan pariwisata Yogyakarta untuk bangkit kembali,” katanya dalam siaran persnya yang diterima Tagar, Senin, 28 September 2020.

Beberapa program telah terimplementasi dengan baik, kata Hilman seperti penyusunan kajian strategi pariwisata menuju kebiasaan baru, webinar series berupa pelatihan untuk pelaku pariwisata, maraton sosialisasi SOP protokol kesehatan, implementasi QRIS destinasi pariwisata, dan pengembangan dua aplikasi pendukung pariwisata.

Meski pandemi melanda, semua pihak tetap produktif mempersiapkan pariwisata Yogyakarta untuk bangkit kembali.

“Kami libatkan juga stakeholders di dalamnya antara lain Dinas Pariwisata DIY, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DPD DIY, dan pelaku pariwisata lainnya, imbuh dia.

Maka, dalam rangka memperingati World Tourism Day 2020 yang jatuh 27 September 2020, pihak-pihak tersebut kembali berkolaborasi. Program yang diusung kali ini dalam rangka mewujudkan Jogja Tourism Goes to Digital Ecosystem.

Hilman menjelaskan, rangkaian kegiatan diselenggarakan pada 27 – 28 September 2020. Dua kegiatan utama yang adalah Menoreh Amazing Q-Race yang akan dipusatkan di Oemah Kopi Menoreh, Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo dan Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata Sinergi Pengembangan Pariwisata DIY, pada Senin ini.

Siwignyo Yogyakarta2Para pembicara dan perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIY secara bersamaan menuangkan air ke dalam wadah sebagai simbolisasi dimulainya Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata ‘Sinergi Pengembangan Pariwisata DIY di Hotel Tentrem Yogyakarta, Senin, 28 September 2020. (Foto Tagar/Humas BI DIY)

Dalam Menoreh Amazing Q-Race’ anggota GIPI DPD DIY, BI DIY dan Dinas Pariwisata DIY melakukan touring menaiki motor menuju kawasan Bedah Menoreh, untuk experiencing aplikasi Visiting Jogja, transaksi pembayaran QRIS, adaptasi pariwisata kebiasaan baru serta menggali potensi destinasi wisata di kawasan tersebut.

“Pada kesempatan itu akan disampaikan hasil pendampingan program Local Economic Development (LED) Bank Indonesia pada komoditas Kopi Menoreh dan Pariwisata Desa Sidoharjo, serta rencana pengembangan kawasan Menoreh oleh Badan Otoritas Borobudur. Kegiatan akan diakhiri dengan Deklarasi Bersama Pengembangan Pariwisata di Kawasan Bedah Menoreh,” paparnya.

Baca Juga:

Lalu pada hari kedua pagi tadi dilaksanakan Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata. Sejumlah agenda pun dibahas seperti Deklarasi kerja sama Pentahelix : Jogja Tourism goes to Digital Ecosystem sebagai upaya gaining commitment stakeholders terkait.

Lalu Sosialisasi oleh Ditpamobvit Polda DIY untuk sinkronisasi program pencegahan penyebaran pandemi dan keamanan destinasi wisata DIY, dan Launching Aplikasi Pendataan Hotel dan SOP Protokol Kesehatan sektor pariwisata DIY (Pranatan Anyar Plesiran DIY). “Hasil kolaborasi stakeholders telah menghasilkan dua aplikasi, yaitu Aplikasi Visiting Jogja dan Aplikasi Pendataan Hotel,” kata dia.

Baca Juga:

Adapun Aplikasi Visiting Jogja merupakan aplikasi reservasi tiket secara online destinasi wisata yang dilengkapi transaksi pembayaran menggunakan QRIS. Selama pandemi, lanjut Hilman, kunjungan destinasi pariwisata hanya diperbolehkan maksimal 50 persen dari total kunjungan normal.

Melalui aplikasi ini, wisatawan dan pengelola daerah wisata dapat mengukur kapasitas kunjungan daerah wisata sesuai dengan batas aman dan melakukan tracking wisatawan sebagai langkah antisipasi penyebaran virus. Selain itu, aplikasi ini juga merupakan showcase daerah wisata unggulan DIY, event budaya dan ekonomi kreatif DIY.

Baca Juga:

“Sementara, Aplikasi Pendataan Hotel dibangun juga dalam rangka upaya tracking pengunjung hotel sebagai langkah antisipasi penyebaran virus. Pengunjung dapat langsung mengisi data diri secara mudah dengan memindai kode QR dan akan terhubung langsung dengan nomor WA pengunjung,” ungkapnya.

Hilman menjelaskan, keuntungan bagi hotel untuk melakukan targeted promotion secara otomatis kepada pengunjung setia hotel. "Hasil dari pendataan kunjungan hotel akan melengkapi dashboard pariwisata DIY yang nantinya akan bermanfaat bagi pengambil kebijakan ekonomi daerah," ujarnya. []

Berita terkait
Jumlah Jasa Pariwisata Terverifikasi Prokes di Kota Jogja
Sampai saat ini sudah 25 jasa pariwisata di Kota Yogyakarta yang terverifikasi protokol kesehatan.
Verifikasi Tempat Usaha Dukung Pariwisata Yogyakarta
Verifikasi dan sertifikasi tempat usaha terkait penerapan protokol kesehatan sangat penting guna membangkitkan gairah pariwisata Yogyakarta.
Strategi Dinas Pariwisata Yogyakarta Menarik Turis
Dinas Pariwisata Yogyakarta mempunyai strategi untuk menarik wisatawan atau turis untuk berkunjung. Berikut penjelasannya.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja