Yogyakarta - Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai strategi untuk menarik wisatawan atau turis untuk berkunjung. Sekarang ini pemerintah Kota Yogyakarta sedang menyusun konsep paket wisata untuk mendukung upaya pengusulan sumbu filosofis sebagai warisan budaya dunia UNESCO. Wisata ini mengedepankan pengalaman budaya.
Kepala Dispar DIY, Singgih Raharjo menjelaskan konsep paket wisata berorientasi untuk memberikan cultural experiences atau pengalaman budaya kepada wisatawan. Wisatawan diajak untuk memahami filosofi Sangkan Paraning Dumadi.
"Sangkan Paraning Dumadi ini bagian yang harus diketahui wisatawan," kata Singgih Raharjo, Rabu, 9 September 2020.
Menurut Singgih, para wisatawan akan mendapat narasi-narasi terkait sumbu filosofi Yogyakarta. Nantinya akan diimplementasikan dalam sebuah media yang mudah untuk diketahui. Sehingga ada nilai tambah pengetahuan tentang Sangkan Paraning Dumadi.
Paket wisata ini menyasar wisatawan mancanegara. Meski begitu, paket wisata ini juga bisa dinikmati wisatawan domestik yang berminat untuk berkunjung ke Yogyakarta.
"Dalam paket ini akan memberikan pengalaman budaya dari Panggung Krapyak hingga Keraton, kemudian Tugu Pal Putih sampai Keraton lagi," ujarnya.
Paket wisata tersebut merupakan salah satu komponen untuk mendukung upaya pengusulan warisan dunia. Maka, konsep kepariwisataan di sumbu filosofis perlu disusun secara matang.
"Pada 2019 akhir kami sudah buat program Jogja Cultural Experiences. Dan ini sesuai dengan pengembangan sumbu filosofi yang akan diusulkan ke UNESCO," ucap Singgih.
Singgih menyampaikan kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan sumbu filosofis akan dilengkapi QR code yang bisa dipindai wisatawan untuk memperoleh informasi terhadap objek budaya di sana. "Jadi tidak hanya sekadar datang foto-foto, tidak sekadar selfie (swafoto)," tutur dia.
Ketua Dewan Kebudayaan DIY Djoko Dwiyanto mengatakan pihaknya masih merampungkan dua komponen dari lima komponen terkait pengajuan sumbu filosofi. Kedua komponen tersebut adalah kepariwisataan dan kebencanaan.
Adapun komponen yang sudah siap yaitu pembangunan, demografi, dan pelestarian cagar budaya. "Tinggal dua komponen yang harus diproses yaitu kepariwisataan dan kebencanaan," ujar Djoko. []
Baca juga: