Jakarta - Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan alat-alat elektronik, berdampak pada jumlah sampah atau limbahnya (e-waste) yang dapat mengancam kesehatan.
Dilansir dari The World Counts, tahun ini saja sudah terdapat lebih dari 28 juta ton sampah elektronik yang diproduksi di seluruh dunia.
Tentu masyarakat yang tinggal di negara-negara penerima impor seperti Pakistan, Ghana, dan India harus mewaspadai dampak kesehatan yang ditimbulkan dari e-waste.
Udara yang terkontaminasi limbah e-waste berasal dari aktivitas daur ulang yang tidak ramah lingkungan dan menyebabkan polusi udara.
Berdasarkan iop.org, e-waste dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti radang dan stres oksidatif. Namun, dampak limbah elektronik juga dapat memicu penyakit serius, salah satunya penyakit kardiovaskular (gangguan kesehatan yang meliputi jantung dan pembulu darah), kerusakan DNA, hingga memicu kanker.
Dalam jurnal berjudul 'Environmental Research Letters' yang terbit pada 2011 menyebutkan sampel udara yang terkontaminasi limbah elektronik mengandung sel epitel, dapat memicu penyakit kanker paru.
Udara yang terkontaminasi limbah e-waste berasal dari aktivitas daur ulang yang tidak ramah lingkungan dan menyebabkan polusi udara. Contoh limbah elektronik yaitu LCD, TV, dan smartphone mengandung logam berat seperti, mercuri, arsenik, kadmium, PCB dan lain-lain.
Cara Mengurangi Sampah Elektronik
Sebagai pengguna alat-alat elektronik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah limbah elektronik. Berikut ini beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah elektronik, yakni:
1. Mengurangi Pembelian Barang Elektronik
Belilah alat-alat elektronik yang memang dibutuhkan. Jangan tergoda membeli alat elektronik terbaru hanya karena keren atau terlihat mutakhir, namun secara fungsi mirip dengan yang dimiliki saat ini.
2. Mendonasikan Alat Elektronik
Mendonasikan alat elektronik yang masih bagus seperti TV, kulkas, dan sebagainya kepada pihak yang membutuhkan merupakan salah satu upaya mengurangi limbah elektronik.
3. Biasakan Memperbaiki Alat Elektronik
Upayakan untuk memperbaiki alat elektronik yang rusak. Jangan tergiur untuk langsung membeli alat elektronik baru hanya karena yang lama rusak.
4. Menjual Alat Elektronik yang Sudah Tidak Terpakai
Kehadiran e-commerce sangat membantu menjual alat elektronik bekas yang masih baik. Hal ini juga merupakan upaya untuk mengurangi jumlah limbah alat elektronik.
5. Membeli Alat Elektronik Asli
Membeli alat-alat elektronik asli dapat membantu mengurangi limbah elektronik karena alat-alat elektronik asli, biasanya memiliki garansi jaminan yang berlaku selama beberapa tahun. Jangan tergiur dengan alat elektronik murah yang tidak memiliki garansi pabrik.[]
Baca juga:
- Limbah Pabrik di Bantul Terbukti Cemari Sumur Warga
- Sehari, 70 Ton Limbah Medis Indonesia Belum Dikelola