Cara Menganalisa Bid dan Offer dalam Saham

Bid dan offer tidak pernah bertemu di garis yang sama karena seorang investor pasti ingin mendapatkan untung.
Ilustrasi analisis saham (Foto: Tagar/Pixabay)

Jakarta - Dalam transaksi saham juga menggunakan sistem jual beli dan tawar menawar seperti yang terjadi di pasar tradisional. Di mana pembeli kerap menaksir harga yang lebih rendah dari harga pasaran dan saat menjualnya, dia ingin mendapat untung sehingga harganya dinaikkan.

Istilah tawar menawar seperti itu disebut disebut bid dan ask (offer). Keduanya perlu Anda ketahui jika ingin melakukan transaksi jual beli saham. Uniknya lagi, bid dan offer tidak pernah bertemu di garis yang sama karena seorang investor pasti ingin mendapatkan untung.

Menurut Ervin Kusuma, pendiri Ruang Saham, analisa bid dan ask (offer) lebih baik hanya digunakan saat memeriksa support dan resistence jangka pendek dan digabungkan dengan analisa teknikal lainnya.

Adapun cara untuk menganalisis bit dan offer sebagai berikut.


1. Buka aplikasi atau website perusahaan sekuritas yang Anda gunakan

Tentu saja, jika Anda ingin bertransaksi saham pasti harus mendaftarkan diri terlebih dahulu di perusahaan sekuritas. Hal ini sama saja seperti ingin menabung di bank, maka Anda perlu membuka rekening.


2. Pahami lebih dahulu bid dan ask (offer)

Bid adalah harga yang diajukan saat membeli saham di suatu perusahaan. Sedangkan ask (offer) adalah harga yang diajukan saat hendak menjual saham dari perusahaan yang sama.

Dalam memasang harga pada keduanya, cantumkan harga minimum yang bersedia Anda ambil pada harga bid. Sementara sebaliknya, pasang harga maksimum yang bersedia pembeli ambil pada harga ask (offer),


3. Lihat harga terakhir pada suatu perusahaan

Pasang harga bid lebih rendah dari last price perusahaan dan pasang harga ask (offer) lebih tinggi dari harga bit.

Namun jika membeli saham saat antrian sedang ramai dan memasang harga bid terlalu kecil dari last price yang diberikan perusahaan, penawaran Anda bisa ditolak oleh mereka. Jadi, pasang harga bid yang aman, mendekati last price tetapi masih di bawah last price.


4. Bisa terjadi penaikan dan penurunan harga

Hal ini bertujuan untuk menemukan harga yang pas hingga transaksi terjadi. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi yaitu pihak pembeli yang menaikkan harga (bid) atau pihak penjual yang menurunkan harga (ask).


5. Lihat jumlah antrian di kolom bid dan offer

Jika antrean di ask lebih besar, berarti banyak orang sedang melakukan penjualan saham. Sementara, apabila lebih besar antrean di kolom bid berarti saham tersebut bisa dikatakan cenderung naik sebab banyak orang yang berniat melakukan pembelian saham.

Perhatikan harga bid dan ask yang memiliki jumlah lot terbanyak.

Nilai lot terbesar pada kolom ask berarti banyak yang tertarik menjual sahamnya di harga sekitaran itu. Jumlah lot paling atas harus habis terlebih dahulu, baru saham di bawahnya dapat dikatakan naik. Maka, jika ditemukan dalam antrean pada urutan kedua ke bawah jumlah lotnya besar, maka sulit untuk naik.

Jika aksi jual (ask) lebih besar daripada aksi beli (bid), maka yang terjadi adalah harga bid yang paling atas akan pindah ke kanan ke bagian ask dan angka bid di bawahnya akan naik ke atas.

Sementara, pada kolom bid, semakin besar jumlah lot pada suatu harga, maka harganya cenderung susah untuk turun. []

(Sekar Aqillah Indraswari)


Baca Juga 



Berita terkait
Belajar Saham : Apa Itu Stock Split ?
Stock split diharapkan akan meningkatkan daya beli investor terhadap saham.
5 Faktor yang Mempengaruhi Naik Turunnya Harga Saham
Naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Ikuti 4 Cara Ini Agar Cepat Untung dalam Bermain Saham!
Saat ini sudah banyak orang yang tertarik dengan investasi saham, apalagi dimasa pandemi saat ini, ikuti 4 cara ini agar anda untuk di pasar saham.