Cara Investasi dengan Strategi Dollar Cost Average

Jadi meskipun strategi DCA ini dapat mengurangi atau meminimalisir risiko, kamu juga harus berhati-hati dan memahami apa yang kamu investasikan.
Ilustrasi investasi (Foto: Tagar/Pixabay)

Jakarta - Volatilitas pasar modal yang naik turun merupakan hal yang wajar dan sudah menjadi makanan bagi para investor sehari-hari. Karena kurvanya yang tidak menentu, membeli aset investasi tidak semudah menjual di harga rendah lalu menjual di harga tinggi.

Bagi para investor, diperlukanlah strategi dan kemampuan yang mumpuni untuk menentukan kapan harus buy dan kapan harus sell. Meskipun sejatinya, tidak ada yang benar-benar memprediksi atau menebak secara akurat pergerakan pasar modal.

Startegi dan pengetahuan dibutuhkan bagi para investor untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini strategi dollar cost averaging (DCA) sangat dibutuhkan, terutama untuk para investor pemula. Lalu apa sebenarnya dollar cost averaging (DCA) ini?

Bisa dikatakan dollar cost averaging (DCA) merupakan strategi berinvestasi secara rutin dengan sejumlah uang yang sama di tiap periodenya (misalnya setiap bulan). Intinya dengan adanya strategi DCA ini, para investor membagi posisi investasi secara rutin di setiap bulannya.

Selain itu, ketika kamu menggunakan strategi ini untuk membeli sebuah aset investasi, kamu tidak memandang harga aset tersebut. Karena yang terpenting adalah membelinya secara rutin dengan harga yang sama setiap bulan.

Namun kamu perlu memperhatikan beberapa faktor dalam menggunakan DCA ini. Harus diingat, DCA hanya bisa bekerja dengan baik bila perusahaan atau aset investasi yang kamu beli terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Selain itu, kamu juga harus memahami kinerja keuangan dari aset investasi yang kamu beli. Karena jika kamu tidak memahami kinerja ataupun informasi detail terkait perusahaan tersebut, tetap saja akan berdampak buruk terhadap instrumen investasi yang kamu beli.

Jadi meskipun strategi DCA ini dapat mengurangi atau meminimalisir risiko, kamu juga harus berhati-hati dan memahami apa yang kamu investasikan. Karena dengan strategi ini, investor akan terus-menerus membeli instrumen investasi yang padahal sebenarnya kamu harus sudah menjualnya.[]


(Radi Fairuz)

Baca Juga:

Berita terkait
4 Kesalahan Para Trader Saham Pemula
Kita akan mengalami kerugian yang cukup besar apabila salah langkah dalam berinvestasi
Sah! Pertamina Hulu Energi Akusisi 51 Persen Saham Elnusa (ELSA)
Mengenai transaksi jual tersebut bersarkan pemeritahuan Bursa Efek Indonesia hari ini, Jumat, 3 Desember 2021.
Mengenal 4 Ciri Saham Blue Chip
Saham blue chip merupakan produk investasi yang terpercaya dan mempunyai nilai kapitalisasi yang besar.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.