Mengenal Saham Siklikal dan Jenis Produknya

Saham siklikal harganya akan mengikuti siklus ekonomi saat ekspansi, puncak, resesi, dan pemulihan.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Bagi investor pemula salah satu cara agar tidak kehilangan banyak uang di awal investasi adalah memilih saham di perusahaan blue chip terutama yang termasuk ke dalam saham LQ45. Selain itu, Anda juga perlu menghindari saham perusahaan siklikal.

Kenapa demikian? Apa sebenarnya perusahaan atau saham siklikal tersebut?

Saham siklikal adalah saham yang harganya dipengaruhi oleh makro ekonomi atau perubahan sistematis dalam perekonomian secara keseluruhan. Saham siklikal harganya akan mengikuti siklus ekonomi saat ekspansi, puncak, resesi, dan pemulihan.

Ketika ekonomi berjalan dengan baik, orang mampu membeli mobil baru, memperbarui rumah, berbelanja, dan bepergian. Ketika perekonomian tidak berjalan dengan baik, barang tersebut yang pertama kali ditekan pengeluarannya oleh konsumen. Jika resesi cukup parah, saham siklikal bisa tidak berharga sama sekali, dan perusahaan bisa gulung tikar.

Pergerakan yang tampak seperti prediktabilitas dalam pergerakan harga saham ini membuat beberapa investor mencoba mengatur waktu pasar. Mereka membeli saham pada titik rendah dalam siklus bisnis dan menjualnya pada titik tinggi.

Untuk menentukan apakah suatu industri bersifat siklikal atau tidak, Anda tanpa perlu menyelami laporan keuangan perusahaannya. Cukup pahami perilaku pembelian konsumen. Suatu industri kemungkinan akan mengalami hal seperti ini jika konsumen secara material membatasi jumlah barang dan jasa yang dibeli dari industri tersebut selama penurunan ekonomi.

Sehingga, investor harus berhati-hati tentang bobot saham siklikal pada titik waktu tertentu dalam portofolio Anda. Walaupun risiko kerugian kemungkinan besar dapat terjadi, itu tidak berarti investor harus menghindari saham ini sepenuhnya.

Serta tidak berarti pula industri non-siklikal kinerjanya akan kuat selama periode penurunan ekonomi atau kurang berdampak selama penurunan ekonomi.


1. Jenis saham siklikal

Sebagian besar saham siklikal melibatkan perusahaan yang menjual barang-barang yang selama ekonomi booming peminatnya akan meningkat tetapi selama resesi lebih sedikit pembeli. Perusahaan yang memiliki saham siklikal diantaranya:

  • Produsen mobil.
  • Maskapai penerbangan.
  • Furnitur.
  • Tekstil, pakaian jadi, dan barang mewah.
  • Hotel dan restoran.
  • Semikonduktor (siliokon, tembaga, platina).
  • Baja

Sebagai contoh pada industri penerbangan. Konsumen cenderung lebih konservatif dan berhati-hati untuk membeli tiket pesawat selama krisis ekonomi (ketika pendapatan mereka yang dapat dibelanjakan umumnya lebih rendah).

Sebaliknya, industri farmasi adalah contoh industri non-siklikal karena ada permintaan akan obat-obatan (barang esensial) baik ekonomi dalam fase ekspansi atau penurunan.


2. Saham siklikal vs non-siklikal

Kinerja saham siklikal cenderung mengikuti perputaran perekonomian. Sedangkan saham non-siklikal cenderung terlepas dari tren ekonomi, bahkan ketika ada perlambatan ekonomi.

Saham non-siklikal disebut juga saham defensif. Saham ini termasuk dalam kategori kebutuhan pokok konsumen, dengan barang dan jasa yang terus dibeli masyarakat apa pun jenis siklus bisnisnya, bahkan pada saat krisis ekonomi.

Perusahaan yang berurusan dengan makanan, gas, dan air adalah contoh dari mereka yang memiliki stok non-siklikal. []

(Sekar Aqillah Indraswari)

Berita terkait
4 Kesalahan Para Trader Saham Pemula
Kita akan mengalami kerugian yang cukup besar apabila salah langkah dalam berinvestasi
Sah! Pertamina Hulu Energi Akusisi 51 Persen Saham Elnusa (ELSA)
Mengenai transaksi jual tersebut bersarkan pemeritahuan Bursa Efek Indonesia hari ini, Jumat, 3 Desember 2021.
Mengenal 4 Ciri Saham Blue Chip
Saham blue chip merupakan produk investasi yang terpercaya dan mempunyai nilai kapitalisasi yang besar.
0
Selidiki Dugaan Polemik Butet, Kompolnas: Barangkali Ingin Memastikan
Menurut Yusuf, jika mengacu pada aturan teknis, kegiatan di TIM adalah pertunjukkan teater berbaya.