Jakarta - Calon Bupati Bandung, Hj. Yena Iskandar Masoem mengatakan bahwa seorang pemimpin sudah seharusnya mengenal masyarakatnya. Dalam artian mengetahui bagaimana kondisi masyarakat yang dipimpin dan daerah yang berada di bawah kepemimpinannya.
Dengan bertemu langsung untuk bisa mengetahui apa saja yang mereka keluhkan dan mendengar apa yang mereka inginkan dari pemimpin mereka
Hal tersebut ia paparkan melalui web seminar Perubahan Mempercepat Pembangunan di Kabupaten Bandung, Minggu, 11 Oktober 2020. Yang diselenggarakan oleh Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) PDI Perjuangan Bandung.
"Saya sebulan terakhir blusukan, karena hanya dengan cara itu saya bisa mengetahui kondisi masyarakat. Dengan bertemu langsung untuk bisa mengetahui apa saja yang mereka keluhkan dan mendengar apa yang mereka inginkan dari pemimpin mereka," katanya saat menjadi pembicara.
Dari apa yang saksikan, banyak hal yang memprihatinkan dan butuh sentuhan pemerintah. Menurut Yena, beberapa sektor di Kabupaten Bandung butuh dibenahi dan perhatian lebih. Satu hal yang paling menjadi perhatiannya adalah segala hal membutuhkan sinergitas.
Salah satu programnya adalah membangun industri yang bisa menjadi jembatan untuk para petani menyalurkan hasil panen mereka. Hal tersebut penting agar ada kesinambungan nasib petani dengan pembangunan yang terjadi.
"Misalnya industri yang dibangun adalah pengelolaan kopi, agar petani kopi di Bandung memiliki jaminan akan disalurkan kemana hasil panen mereka, jadi kita harus memberikan kepastian dulu untuk mereka," kata Yena.
Latar belakang Yena yang memiliki dasar pengalaman di bidang ekonomi membuatnya yakin untuk bisa memimpin Kabupaten Bandung. Terutama di masa pandemi yang masih membelenggu seperti saat ini. Kata Yena, sebagai calon pemimpin ia sudah memiliki alternatif sebagai upaya untuk bisa lepas dari beban ekonomi yang mandat akibat pandemi.
Bagaimana membangkitkan perekonomian daerah yang terdampak pandemi menurutnya butuh kreatifitas dari seorang pemimpin daerah. Dengan melibatkan pelaku-pelaku usaha yang ada di dalam Kabupaten Bandung.
"Saat ini yang pertama kali harus dilakukan adalah menciptakan perputaran uang di dalam daerah. Yakni pemerintah melakukan pembelanjaan dengan memberdayakan pelaku-pelaku usaha di daerah sendiri," jelasnya.
"Itu supaya terjadi perputaran uang di dalam daerah. Selain itu pemerintah juga memberikan support untuk membangkitkan daya beli pelaku usaha," sambungnya.
Kata Yena, dalam program yang ia tawarkan pelaku usaha ini dibagi menjadi tiga bagian. Usaha kecil, menengah dan besar. Untuk usaha kecil, yang dibutuhkan adalah modal usaha. Sedangkan untuk menengah dan besar yang diperlukan adalah bantuan perijinan agar bisa mengembangkan usaha.
"Dari tiga jenis usaha itu intinya adalah pemerintah harus hadir dan memberi dukungan di sana," kata Yena. []
Baca juga:
- Kemen PPPA Hadiri Dialog Virtual Mewakili Indonesia
- Kemen PPPA Pastikan Tumbuh Kembang Anak dalam Daycare
- Menteri PPPA Ikuti Pertemuan APEC di Malaysia