Kudus - Plt Bupati Kudus HM Hartopo menargetkan wilayahnya bisa jadi zona hijau pada November mendatang. Dibutuhkan peran aktif masyarakat, termasuk kalangan santri, untuk bisa meminimalisir penyebaran Covid-19 lewat disiplin penerapan protokol kesehatan.
Dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2020 di Kudus, Hartopo menyampaikan HSN harus menjadi momen peningkatan sinergitas para santri dan ulama dengan pemerintah. Ia berharap para santri bisa menjadi relawan Covid-19, khususnya dalam sosialisasi pencegahan lewat perilaku yang mengacu protokol kesehatan.
"Di masa pandemi seperti ini, santri harus menjadi garda terdepan. Dengan membantu pemerintah memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai progam-progam pemerintah ke masyarakat. Santri harus jadi relawan Covid-19," kata dia usai upacara bendera HSN, Kamis, 22 Oktober 2020.
Ini Kudus zona orange menuju kuning. Kami berharap bulan November sudah bisa hijau.
Dengan peningkatan sinergitas ini, Hartopo berharap pandemi bisa segera reda. Dengan begitu aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan seperti semula. Begitupun dengan aktivitas pembelajaran di pondok pesantren.
"Kita semua berharap Covid-19 segera selesai. Agar kehidupan bisa kembali seperti semula," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya menghimbau masyarakat untuk tidak bosan menjalankan protokol kesehatan. Terlebih kasus Covid-19 di Kudus ini kian melandai.
"Ini Kudus zona orange menuju kuning. Kami berharap bulan November sudah bisa hijau," tambah dia.
Disinggung mengenai klaster pondok pesantren yang beberapa waktu lalu terjadi di sejumlah kabupaten kota di Jawa Tengah. Hartopo menegaskan Kudus tidak ada klaster tersebut.
Baca juga:
- Jadwal dan Rangkaian Acara Hari Santri Nasional di Kudus
- Menag Apresiasi Redaksi Resolusi Jihad dan Beri Pesan Santri
- Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober
Menurut Hartopo, pondok pesantren di Kudus aktif melakukan upaya pencegahan penularan Covid-19. Seperti melakukan screening pada santri yang pulang ke pondok.
Lalu, menerapkan protokol kesehatan ketat selama proses pembelajaran di pondok pesantren. Termasuk melakukan pemantauan pada aktivitas guru-guru yang tidak menginap di pondok.
"Kami juga rutin lakukan edukasi dan pemantauan kesehatan di pondok pesantren. Puskesmas-puskesmas saya arahkan setiap hari melakukan pengecekan kesehatan di pondok-pondok. Kalau ada yang sakit, segera ditangani," imbuh Hartopo. []