Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mulai membagikan kupon makan gratis untuk para pekerja informal terdampak pandemi Covid-19 atau virus corona. Mereka pekerja informal, seperti ojek online mengandalkan pendapatan harian dan kini pemasukannya turun lantaran banyak warga mengurangi aktivitas luar rumah.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan warung rakyat dilibatkan agar memberi dampak perputaran ekonomi bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Warung rakyat pendapatannya juga ikut turun tetap terjaga dengan order dari Pemerintah. Sedangkan pekerja informal tetap terpenuhi kebutuhan makannya.
Kami evaluasi lagi, nanti kekurangannya diperbaiki sebelum diperluas ke kawasan Banyuwangi lainnya.
”Sehingga ini sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Warung rakyat tetap hidup, penyerapan tenaga kerjanya terjaga, bisnis bumbu-bumbu di pasar terserap. Di sisi lain, ini bisa membantu pekerja informal pendapatan hariannya berkurang di masa sulit saat ini,” ujar Anas, Jumat, 3 April 2020
Anas mengaku pembagian kupon ditentukan lokasi dan waktu pengambilan, serta makanan wajib dibawa pulang. Sehingga penyaluran program ini memperhatikan kewajiban physical distancing. Adapun warung-warung rakyat dipantau higienitasnya. Menunya memenuhi konsumsi gizi seimbang, seperti memadukan karbohidrat, vitamin, dan protein.
Anas menjelaskan pembagian kupon makan gratis dengan melibatkan warung rakyat pada hari ini masih dalam tahap uji coba. Sebanyak 1.500 kupon dibagikan dengan melibatkan sejumlah warung rakyat.
”Kami evaluasi lagi, nanti kekurangannya diperbaiki sebelum diperluas ke kawasan Banyuwangi lainnya. Kami ingin ada lebih dari 500 warung rakyat dilibatkan untuk menjangkau ribuan pekerja informal. Detil dana dan mekanisme difinalkan segera,” ujar Anas.
Menurut Anas, pembagian kupon itu adalah salah satu wujud jaring pengaman sosial bagi pekerja informal terdampak.
”Tentu tidak semua kupon makanan. Jaring pengaman yang lain mayoritas berbentuk sembako,” ujarnya.
Saat ini, ada empat skema jaring pengaman sosial warga kelompok terbawah di Banyuwangi dengan gotong royong banyak pihak. Pertama, dari APBD yang besarannya masih difinalkan bersama DPRD.
Kedua, berbasis sekolah. Sekolah menyalurkan bantuan warga terdampak di sekitarnya, seperti pengemudi becak yang biasa antar-jemput siswa dan PKL ultramikro yang mangkal depan sekolah. Terdapat 600 sekolah dilibatkan di mana per sekolah membantu 20 warga terdampak, sehingga total menyasar 12.000 warga.
Ketiga, berbasis lembaga amil zakat dan gotong royong dunia usaha. Keempat, gotong royong berbasis kecamatan dan desa untuk bantu kebutuhan keluarga Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), sehingga mereka optimal dan tenang dalam menjalankan isolasi tanpa harus memikirkan kebutuhan dasar.
”Semuanya sedang dikonsolidasikan, nanti terdata nama per nama, dengan perkiraan target 110-150 ribu warga terdampak,” pungkas Anas
Sementara itu, driver ojek online Muhammad Toyib, mengaku sangat terbantu dengan bantuan ini. Sebab kata dia, semenjak pandemivirus corona ini, pendapatnya sangat menurun
"Alhamdulillah sangat membantu sekali. Meski nasi bungkus ini sangat membantu sekali. Terlebih lagi orderan lagi sepi. Membantu mengurangi pengeluaran," kata Toyib
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Didik Hariyanto penjaga parkir di lingkungan Gedung olahraga Tawangalun Banyuwangi. Kata dia, bantuan ini sangat diperlukan untuk pekerja harian lepas seperti dirinya. Sebab honor yg didapatnya hanya cukup untuk beli beras.
"Lumayan bisa untuk makan siang. ini sangat membantu bagi orang seperti saya ini,"uji Didik
Dia berharap, pemerintah terus memperhatikan masyarakat kecil yang berpenghasilan rendah. Sebab ditengah kondisi seperti ini sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah. []